Ntvnews.id, Bangkok - Para penyelidik meyakini bahwa enam tamu asal Vietnam dan Amerika Serikat yang meninggal di sebuah hotel mewah di Bangkok diracun dengan sianida, setelah jejak-jejak racun tersebut ditemukan dalam otopsi awal, demikian ungkap pihak berwenang Thailand pada hari Rabu.
Dilansir dari NBC, Kamis,18 Juli 2024, Kepala Kepolisian Bangkok Letnan Jenderal Thiti Sangsawang mengidentifikasi dua orang berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat di antara tiga pria Vietnam dan tiga wanita Vietnam yang meninggal. Polisi mengatakan bahwa mereka berusia antara 37 dan 56 tahun.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan bahwa kedutaan besar Amerika Serikat dan Vietnam telah dihubungi terkait kematian tersebut, dan bahwa FBI sedang dalam perjalanan untuk melakukan penyelidikan, demikian menurut The Associated Press.
Baca Juga: Geger Bali Belly Bikin Turis Asing Alami Koma, Kok Bisa?
Mayat-mayat tersebut ditemukan oleh seorang pelayan pada hari Selasa ketika para tamu tidak melakukan check-out. Pintu kamar di Grand Hyatt Erawan, Bangkok, terkunci dari dalam.
Polisi, yang menemukan jejak sianida di cangkir teh para turis, termos teh dan darah salah satu korban tewas, mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda perlawanan dan bahwa laporan otopsi lengkap akan keluar pada hari Kamis.
Wawancara dengan polisi mengungkapkan bahwa empat dari enam korban telah menginvestasikan uang mereka bersama-sama dan mungkin ada perselisihan mengenai utang yang berkaitan dengan investasi tersebut.
Noppasin Punsawat, wakil kepala polisi Bangkok, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa investasi tersebut dimaksudkan untuk membangun sebuah rumah sakit di Jepang.
Mengingat sifat pribadi dari situasi ini, Noppasin mengatakan bahwa kasus ini kemungkinan besar tidak akan mempengaruhi konferensi dengan Menteri Energi Rusia Sergei Tsivilev yang akan diadakan di hotel tersebut pada hari Rabu.
Baca Juga: Geger Turis Asal China Kepergok Lakukan Seks di Parkiran Kampus
"Ini bukan tindakan terorisme atau pelanggaran keamanan. Semuanya baik-baik saja," katanya.
Para pria dan wanita itu terakhir terlihat hidup pada Senin sore ketika staf membawa makanan dan minuman ke kamar. Rekaman CCTV kemudian menunjukkan keenam orang tersebut memasuki kamar sebelum menutup pintu untuk terakhir kalinya.
Letnan Jenderal Trairong Piwpan, kepala divisi forensik kepolisian Thailand, mengatakan bahwa polisi telah mengesampingkan bunuh diri massal karena para anggota kelompok tersebut telah mengatur kegiatan dengan pemandu dan sopir.
Dia menambahkan bahwa keenam mayat tersebut ditemukan di bagian ruangan yang berbeda, yang berarti kecil kemungkinan mereka sengaja mengonsumsi racun dan menunggu untuk mati.