Pelabuhan Israel Bangkrut, Hal Ini Jadi Penyebabnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Jul 2024, 09:15
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Bendera Israel/ist Bendera Israel/ist

Ntvnews.id, Tel Aviv - Pelabuhan Eilat di Israel telah resmi menyatakan kebangkrutan karena penurunan signifikan dalam aktivitas komersial dan pendapatan, yang disebabkan oleh blokade angkatan laut yang diberlakukan oleh Houthi Yaman terhadap kapal-kapal kargo yang terhubung dengan Israel sejak November tahun lalu, demikian dikonfirmasi oleh seorang pejabat senior.

Dilansir dari Middle East Monitor, Kamis, 18 Juli 2024, CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Golber, mengungkapkan "Pelabuhan ini secara faktual dalam keadaan bangkrut. Hanya satu kapal yang singgah di sini dalam beberapa bulan terakhir karena akses ke pelabuhan telah efektif ditutup oleh pihak Yaman."

Pada awal bulan ini,manajemen pelabuhan meminta bantuan keuangan dari pemerintah setelah aktivitasnya mandek sejak konflik di Gaza pada Oktober tahun lalu.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Gus Yahya Pernah ke Israel Tapi Tak bawa-bawa NU

Golber sebelumnya mencatat bahwa operasional pelabuhan mengalami penurunan hingga 85 persen sejak serangan oleh Angkatan Bersenjata Yaman terhadap kapal-kapal yang berhubungan dengan Israel di Laut Merah pada bulan Desember, dan dia memperingatkan kemungkinan pemutusan sementara karyawan jika situasi terus berlanjut.

Sementara itu, pelabuhan Ashdod dan Haifa di pesisir Mediterania sedang mempersiapkan diri menghadapi potensi "eskala dari Utara dengan Hizbullah," seperti yang dilaporkan oleh Jerusalem Post. Kedua pelabuhan tersebut berada dalam jangkauan rudal Hizbullah.

Menurut Shaul Schneider, Kepala Pelabuhan Ashdod, jika konflik meletus di front utara dengan Hizbullah, semua pelabuhan Israel mungkin akan berhenti beroperasi kecuali Ashdod, sementara Pelabuhan Eilat ditutup.

Baca Juga: PBNU Ungkap NGO Sponsori Pertemuan 5 Nahdlyin dengan Presiden Israel

Dalam wawancara dengan surat kabar Israel, Maariv, Schneider menjelaskan bahwa Ashdod adalah satu-satunya pelabuhan pemerintah dan menyatakan bahwa Israel dianggap "negara kepulauan" karena sebagian besar barangnya tiba melalui laut.

Ia menekankan bahwa Ashdod menangani 40 persen dari total barang tersebut dan baru-baru ini melayani kebutuhan keamanan dan militer Israel serta Amerika dengan kapal-kapal mereka.

Schneider juga menyoroti pentingnya Ashdod sebagai fasilitas strategis yang tetap beroperasi meskipun menjadi sasaran serangan rudal.

x|close