Ntvnews.id, Jakarta - Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) menyetujui permohonan penangguhan eksekusi mati seorang terpidana pembunuhan di Texas pada Selasa, 16 Juli waktu setempat.
Penangguhan ini dilakukan hanya beberapa saat sebelum narapidana tersebut dijadwalkan untuk dieksekusi dengan suntikan mati.
Dilaporkan dari Mail Online, Jumat, 19 Juli 2024, , Ruben Gutierrez dijatuhi hukuman mati karena terlibat dalam pembunuhan Escolastica Harrison, seorang manajer lansia di sebuah taman rumah mobil di Brownsville, dekat perbatasan Meksiko. Pembunuhan ini terjadi pada tahun 1998.
Gutierrez dan dua pria lainnya diduga merencanakan perampokan terhadap Harrison, yang menyimpan uang sekitar US$ 600.000 di rumahnya karena tidak percaya dengan bank. Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa ketiga pria tersebut memukuli dan menikam Harrison hingga tewas setelah merampoknya.
Ilustrasi narapidana di penjara/ist
Dari dua terdakwa lainnya selain Gutierrez, salah satunya telah mengaku bersalah dan saat ini menjalani hukuman penjara seumur hidup. Sedangkan terdakwa lainnya masih buron hingga sekarang.
Baca Juga: Angkat Kisah Sisi Gelap Penjara Wanita, Film Bangsal Isolasi Tayang 25 Juli
Gutierrez tetap bersikeras bahwa dirinya tidak bersalah dan selama lebih dari 10 tahun telah meminta agar sampel DNA dari tempat kejadian perkara (TKP) dianalisis ulang.
Ia menegaskan bahwa pada saat kejadian, dirinya tidak masuk ke dalam rumah mobil dan tidak mengetahui bahwa dua orang lainnya bermaksud membunuh Harrison.
Pengacara Gutierrez berargumen bahwa tidak ada bukti fisik yang mengaitkan Gutierrez dengan TKP pada saat itu. Pengacaranya juga menekankan bahwa Gutierrez mengaku bersalah karena polisi mengancam akan menangkap istrinya dan mengirim anak-anaknya ke panti asuhan.
Setelah banding terakhirnya ditolak oleh pengadilan yang lebih rendah, Gutierrez mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS. Pada Selasa (16/7) waktu setempat, Mahkamah Agung memutuskan untuk menangguhkan eksekusi mati sementara mereka mempertimbangkan apakah akan menangani kasus tersebut.
Baca Juga: Geger Wanita Masuk Penjara Gegara Lakukan Hal Nyeleneh Ini di Pesawat
Perintah Mahkamah Agung AS menyatakan bahwa jika mereka memutuskan untuk tidak mengadili kasus Gutierrez, maka penundaan eksekusi mati akan "berhenti secara otomatis".
Ini bukan pertama kalinya Mahkamah Agung AS memberikan penangguhan hukuman pada menit-menit terakhir terhadap Gutierrez. Pada tahun 2020, pengadilan menangguhkan eksekusi mati terhadap Gutierrez setelah otoritas Texas menolak permintaannya untuk menghadirkan seorang pendeta di ruang eksekusi.