Ntvnews.id, Jakarta - Gambar-gambar langka yang dirilis oleh organisasi hak asasi manusia Survival International menunjukkan Suku Mashco Piro, suku terasing terbesar di Amazon, meninggalkan hutan hujan Peru dalam beberapa pekan terakhir.
Diperkirakan lebih dari 50 orang suku ini mengungsi untuk mencari makanan dan melarikan diri dari perambahan perusahaan penebangan kayu di wilayah mereka.
Menurut organisasi adat lokal FENAMAD, Suku Mashco Piro terlihat di tepi sungai dekat perbatasan Brasil. Mereka terpaksa meninggalkan rumah leluhur mereka karena hilangnya sumber makanan dan bahaya yang ditimbulkan oleh eksploitasi hutan yang masif.
"Ini adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa banyak Mashco Piro tinggal di kawasan ini yang tidak hanya gagal dilindungi oleh pemerintah tetapi juga dijual kepada perusahaan penebangan kayu," kata presiden FENAMAD, Alfredo Vargas Pio. Seperti dikutip dari Antara, pada Jumat, (19/7/2024).
Baca Juga:
Fakta Anak SMA Tewas Tertabrak Kereta Saat Tawuran di Jakbar
Wilmar Indonesia Scholarship Cetak SDM yang Berkualitas
Survival International menyampaikan bahwa salah satu konsesi terbesar yang beroperasi di wilayah tersebut adalah perusahaan penebangan kayu bernama Maderera Canales Tahuamanu SAC. Perusahaan tersebut telah membangun jalan sepanjang lebih dari 120 mil (193 kilometer) untuk truk penebang kayu untuk mengambil kayu.
Kehadiran pekerja Maderera Canales Tahuamanu merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat Mashco Piro bukan hanya karena kemungkinan terjadinya bentrokan dengan suku tersebut, namun juga karena penebang dapat membawa penyakit yang dapat mematikan bagi masyarakat adat.
Suku Mashco Piro yang mendiami kawasan yang terletak di antara dua cagar alam di Madre de Dios di tenggara Peru, tidak berkomunikasi dengan dunia luar.
Suku yang diperkirakan berjumlah lebih dari 750 orang itu mengungsi di daerah terpencil di hutan untuk menghindari eksploitasi selama peristiwa rubber boom pada awal abad ke-19. Sejak saat itu, mereka terpaksa mengungsi karena adanya penyelundup narkoba dan pembalak liar di wilayah mereka.
Pada tahun 2002, pemerintah Peru menciptakan Cagar Teritorial Madre de Dios untuk melindungi hutan hujan milik suku tersebut, namun hanya mencakup sebagian wilayah Mashco Piro. Pemerintah Peru telah memberikan konsesi lahan untuk penebangan kayu mahoni dan kayu keras lainnya.
Sumber Antara