Mengenal Guinea, Negara Mayoritas Muslim yang Bakal Lawan Timnas Indonesia

NTVNews - 8 Mei 2024, 10:07
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Guinea Guinea (Istimewas)

Ntvnews.id, Guinea - Guinea telah menjadi perhatian baru-baru ini karena dijadwalkan akan berhadapan dengan Timnas Indonesia U-23 dalam playoff Olimpiade 2024 di Clairefontaine, Prancis, pada Kamis, 9 Mei 2024 nanti.

Setelah tidak berhasil meraih podium terakhir di Piala Asia U-23, Timnas Indonesia masih mempunyai peluang ke Olimpiade 2024 melalui playoff melawan Guinea.

Guinea juga dilaporkan telah menyiapkan beberapa pemain utama yang pernah bermain di klub-klub di Eropa. Namun, selain dari itu, bagaimana profil negara tersebut yang terletak di bagian barat benua Afrika?

Negara Kaya Sumber Daya Alam (SDA)

Guinea <b>(Istimewas)</b> Guinea (Istimewas)

Menurut data dari Islamic Development Bank Group, Guinea mempunyai sejumlah komoditas mineral seperti bauksit, besi, berlian, emas, hingga uranium.

Guinea menguasai sekitar 30 persen cadangan bauksit dunia hingga menjadi produsen terbesar kedua di dunia. Ini mengapa, negara dengan populasi 13 juta jiwa mengandalkan 95 persen pemasukan eskpornya dari komoditas mineral.

Di balik kekayaan alam tersebut menyimpan sejumlah masalah politik hingga ekonomi yang mengakibatkan 66.2 persen warga Guinea hidup dalam kemiskinan, menurut data dari United Nation Development Program (UNDP). 

Bekas Kepedudukan Prancis

Guinea merupakan negara bekas jajahan Prancis sejak abad ke-18. Negara itu sebelumnya Bernama Guinea Prancis hingga memperoleh kemerdekaan pada 1958. 

Negara seluas 246.000 kilometer persegi itu bertetangga langsung dengan sejumlah negara barat Afrika seperti Sierra Leone, Liberia, Mali, Guinea-Bissau, Senegal, dan Pantai Gading (Ivory Coast). 

Politik Tak Stabil

Melansir dari Britannica, kepemimpinan di Guinea telah mengalami gonjang-ganjing politik sejak awal kemerdekaan. Salah satunya adalah upaya kudeta militer.

Presiden pertama Guinea yang Bernama Sekou Toure terpilih usai ada dorongan dari masyarakat yang ingin menentang kekuasaan Kerajaan Prancis.

Namun, Prancis yang kesal terhadap upaya Guinea mendeklarasikan kemerdekaan menarik seluruh tenaga ahli dan berbagai perlengkapan penunjang hingga mengancam perekonomian Guinea. Alhasil, Guinea mendekat ke negara-negara Komunis guna mempertahankan stabilitas ekonominya. 

Guinea di tangan Toure belum mempunyai ekonomi yang stabil dan tidak memiliki dampak terhadap pembangunan infrastruktur publik. Oleh sebab itu, kudeta militer pertama pun dilancarkan oleh Letnan Kolonel Lansana Conte.

Kudeta militer pun kerap terjadi selama beberapa tahun kepemimpinan yang membuat negara tersebut sering dilanda konflik. 

Kejadian serupa juga terjadi pada 2021 lalu, saat pemimpin junta militer Guinea, Mamady Doumbouya melakukan kudeta terhadap Presiden Alpha Conde usai disebut gagal dalam mengelola negara tersebut.

x|close