Ikan Nila Salin RI Dilirik Dunia, Jokowi: 2024 Saja Permintaannya 14,4 Miliar Dolar AS

NTVNews - 8 Mei 2024, 10:41
Habieb Febriansyah
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara peresmian Modeling Budidaya Ikan Nila Salin d Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara peresmian Modeling Budidaya Ikan Nila Salin d (Youtube Seketariat Presiden)

Ntvnews.id, Karawang - Presiden Joko Widodo secara resmi meresmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kawasan Karawang, Jawa Barat, pada hari Rabu.

"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini saya resmikan modeling kawasan tambak budidaya ikan salin di Balai Layanan Usaha Produksi perikanan budidaya di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat," kata Presiden Jokowi.

Modeling budidaya ikan nila yang terletak di Dusun Sukajadi, Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, diharapkan dapat menangkap potensi pasar global yang menjanjikan.

"Tambak ikan nila memiliki permintaan pasar dunia yang sangat besar sekali. Tahun 2024 saja 14,4 miliar dolar AS, kurang lebih Rp230-an triliun sangat gede sekali," katanya.

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara peresmian Modeling Budidaya Ikan Nila Salin d <b>(Youtube Seketariat Presiden)</b> Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara peresmian Modeling Budidaya Ikan Nila Salin d (Youtube Seketariat Presiden)

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memperkenalkan terobosan ini sejak tahun 2023, dengan lahan seluas 80 hektar yang awalnya merupakan tambak udang yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Dibangun dengan investasi sebesar Rp76 miliar, budidaya ikan nila salin ini kini dikelola oleh Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB), dilengkapi dengan fasilitas modern seperti Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), inlet outlet, tandon, hingga laboratorium.

Dengan menggunakan teknologi terkini termasuk mesin pakan otomatis, produktivitas modeling ini diharapkan mencapai 7.020 ton per siklus, dengan nilai sekitar Rp210,6 miliar, memberikan keuntungan sekitar Rp38,6 miliar setelah mempertimbangkan harga pokok produksi.

x|close