Ntvnews.id, Jakarta - Laporan dari The Guardian mengungkapkan kondisi tragis yang dialami oleh para perempuan di Sudan yang dilanda perang. Mereka dipaksa berhubungan seks dengan tentara demi mendapatkan makanan untuk keluarga mereka.
Lebih dari dua lusin perempuan yang melarikan diri dari kota Omdurman di Sudan menyatakan bahwa berhubungan seks dengan tentara adalah satu-satunya cara mereka bisa mengakses makanan atau barang yang bisa dijual untuk mengumpulkan uang guna memberi makan keluarga.
Seorang wanita yang berbicara kepada The Guardian, mengungkapkan bahwa praktik "barter seks dengan makanan" ini terjadi di pabrik-pabrik di seluruh kota, tempat penimbunan makanan berlangsung.
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024 Siapkan Berbagai Jenis Kondom di Perkampungan Atlet: Ada yang Khusus Seks Oral
"Kedua orang tua saya sudah terlalu tua dan sakit-sakitan, dan saya tidak pernah membiarkan putri saya keluar mencari makanan. Saya menemui tentara, dan itulah satu-satunya cara untuk mendapatkan makanan—mereka ada di mana-mana di kawasan pabrik," kata seorang perempuan yang dipaksa berhubungan seks dengan tentara di pabrik pengolahan daging pada Mei tahun lalu.
Kondisi ini dimulai segera setelah perang saudara pecah di Sudan, yang menyebabkan tentara berhadapan dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF)—sebuah kelompok paramiliter yang terkenal kuat. Laporan tentang pemerkosaan oleh orang-orang bersenjata muncul beberapa hari setelah konflik dimulai pada 15 April tahun lalu.
Perang di Sudan telah menewaskan puluhan ribu orang, dan beberapa laporan memperkirakan jumlah korban tewas bisa mencapai 150.000 orang.
Perang saudara ini telah menciptakan salah satu krisis pengungsi terburuk di dunia, dengan lebih dari 11 juta orang mengungsi dan negara berada di ambang kelaparan.
Baca Juga: 5 Artis Janda Paling Seksi di Indonesia, Miliki Body Goals Idaman Brondong
Beberapa perempuan menceritakan kisah-kisah mengerikan tentang pelecehan seksual yang dilakukan secara sistematis oleh personel RSF di wilayah yang mereka kendalikan.
Menurut para perempuan yang diwawancarai oleh The Guardian, tentara juga meminta seks sebagai syarat untuk mendapatkan akses ke rumah-rumah yang ditinggalkan, di mana mereka bisa menjarah barang-barang untuk dijual di pasar lokal.
Salah seorang perempuan mengungkapkan bahwa setelah berhubungan seks dengan tentara, dia diizinkan mengambil makanan, peralatan dapur, dan parfum dari rumah kosong.
"Pengalaman saya tidak dapat dijelaskan, saya tidak ingin hal itu terjadi pada siapa pun. Saya melakukannya hanya untuk memberi makan anak-anak saya," ujarnya.
Penduduk setempat melaporkan bahwa mereka melihat tentara membawa perempuan ke rumah-rumah yang ditinggalkan dan meminta mereka antre sementara tentara memilih rumah yang mereka sukai.
Baca Juga: Viral Selebgram Rizky Ayu Labrak Suami Selingkuh dengan Wanita Lain, Ngaku Punya Bukti Video Seks
"Banyak perempuan datang dan antre di luar lingkungan kami. Kadang-kadang saya mendengar teriakan, tapi apa yang bisa Anda lakukan? Tidak ada yang bisa dilakukan," kata seorang warga.
Wanita lain mengungkapkan bahwa ketika dia menolak berhubungan seks dengan seorang tentara, dia disiksa dan kakinya dibakar. Perempuan berusia 21 tahun itu mengatakan bahwa dia awalnya berhubungan seks dengan tentara untuk mendapatkan izin menjarah rumah, tetapi menolak melakukannya lagi setelah tentara menahannya dan membakar kakinya.
Seorang tentara yang membantah terlibat dalam serangan, mengatakan bahwa dia menyaksikan rekan-rekannya.
"Ini sangat menyedihkan. Banyak dosa di kota ini tidak akan pernah bisa diampuni," ungkapnya.