Viral Jebolan S2 Jadi Pedagang Sosis Pinggir Jalan, Alasannya Bikin Geleng-geleng

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Jul 2024, 10:00
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Sosis Ilustrasi Sosis (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Sejumlah lulusan perguruan tinggi bergelar PhD memutuskan untuk berjualan sosis bakar di pinggir jalan dengan alasan sederhana: mereka percaya bahwa gaji tinggi tidak menjamin kebahagiaan.

Dilansir dari SCMP, Rabu, 24 Juli 2024, sekelompok mahasiswa PhD membuka kedai sosis di Provinsi Guangdong, China.

Mereka semua berasal dari Universitas Sun Yat-sen jurusan filosofi. Sembilan lulusan S2 tersebut sepakat untuk menjalankan usaha ini bukan demi uang, tetapi untuk bersosialisasi sambil bertukar pikiran secara intelektual.

"Silakan membeli sosis enak dan bertukar pikiran tentang topik akademis filosofis dengan kami," tulis mereka di depan kedainya.

Baca Juga: KPK Geledah Kantor Dinas Pendidikan Semarang

Ziheng, seorang mahasiswa PhD, memprakarsai bisnis sampingan ini. Kepada Yangtse Evening Post, Ziheng mengungkapkan bahwa menjual dan menyajikan sosis menjadi sarana berdiskusi.

"Kami semua terlibat dalam riset filosofis dan berharap sosis bisa menjadi media untuk bertukar pikiran dengan pelanggan dan menjalin pertemanan baik," ujarnya.

Para mahasiswa berprestasi tersebut ingin mengubah penjualan sosis mereka menjadi dialog bergaya Socrates yang santai dan fleksibel mengenai topik-topik filosofis. Sambil menyiapkan sosis, mereka sering kali menjawab pertanyaan pelanggan tentang isu sosial, teori, atau sekadar berbagi pengalaman pribadi.

Meski terdengar sulit, para penjual sosis ini mengaku merasa senang. Terlebih saat berjualan di malam hari, mereka mendapatkan 'healing' setelah penat bekerja dan belajar.

"Bagi mahasiswa yang biasanya kuliah di kampus, berjualan sosis di pinggir jalan memungkinkan kami bertemu berbagai macam orang, menjadi cara unik untuk berhubungan dengan masyarakat," ujar Ziheng.

Baca Juga: DPR Bakal Undang Deretan Mantan Mendikbudristek untuk Bahas Biaya Pendidikan

Setiap malam, para mahasiswa ini menghasilkan rata-rata Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Dengan gelar PhD, mereka tentu bisa memilih pekerjaan yang lebih prestisius dan menghasilkan. Namun, meski tidak mendulang banyak keuntungan, mereka bertekad untuk terus menjual sosis karena membawa kebahagiaan.

"Gaji tinggi tidak selalu membawa kebahagiaan. Orang muda harus memiliki minat. Bahkan hal-hal kecil bisa membawa kesenangan," kata Pangda.

Kedai sosis filosofis ini mengundang berbagai komentar publik. Ada yang memuji, tapi tidak sedikit yang mencibir. "Mereka seharusnya dapat pujian karena mau berbagi dengan rendah hati," kata seorang netizen. Sementara yang lain berkomentar, "Ini buang-buang sumber edukasi. Mereka seharusnya menggunakan waktu untuk kontribusi yang lebih berarti."

x|close