Tega! Guru Ngaji Diduga Lecehkan 10 Murid di Gunungkidul, Begini Nasibnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Jul 2024, 11:23
Dedi
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi korban pelecehan Ilustrasi korban pelecehan (Pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Sekitar 10 orang anak di bawah umur di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta menjadi korban pelecehan dari seorang guru ngaji. Guru ngaji tersebut diketahui berinisial S yang kini masih berusia 30 tahun. 

"Yang saya terima, informasinya 10 anak, misal baris mungkin ada yang fatal nyenggol sengaja," kata Penjabat Lurah tempat lokasi kejadian, Subariman seperti dikutip dari akun Instagram @yogyakarta.keras pada Rabu, 24 Juli 2024. 

Subariman menjelaskan bahwa S ternyata sudah memiliki istri dan dua orang anak. S sudah membuka tempat les mengaji dan belajar agama untuk anak usia di bawah 12 tahun dan sudah berlangsung sekitar beberapa bulan lalu. 

Ilustrasi kekerasan <b>(Free Pict)</b> Ilustrasi kekerasan (Free Pict)

Peristiwa tak terpuji berupa dugaan pelecehan tersebut dilakukan oleh pelaku di rumah pribadinya. Mirisnya, rumah pelaku itu juga digunakan sebagai tempat untuk Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) dan tempat mempelajari ilmu agama Islam. 

Keluarga korban masih terlihat baik karena tidak membawa kasus pelecehan seksual ini ke jalur hukum. Pihak keluarga juga memilih tak melaporkan pelaku karena pertimbangan psikis anak-anak mereka yang sudah menjadi korban pelecehan. 

Menindaklanjuti kasus tersebut, sempat diadakan pertemuan antara orang tua korban dan tokoh setempat dengan pelaku S. Dalam kesempatan tersebut, pelaku sempat mengakui bahwa dirinya melakukan tindakan asusila terhadap 10 anak tersebut. 

Ilustrasi korban pelecehan <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi korban pelecehan (Pixabay)

Sementara dari ari hasil rembukan tersebut, pelaku kemudian diusir dari rumahnya oleh warga setempat dan tokoh masyarakat. Pelaku diminta keluar, setidaknya dari kelurahan setempat dalam kurun waktu 24 jam sejak rembukan tersebut. 

Lurah setempat juga mengimbau kepada masyarakat dan orang tua untuk tidak membicarakan kejadian tersebut untuk menjaga kesehatan mental para korban. Pihaknya juga meminta hal serupa kepada sekolah tempat anak-anak tersebut menempuh pendidikan. 

x|close