Ntvnews.id, Surabaya - Gregorius Ronald Tannur, seorang anak dari anggota DPR RI Fraksi PKB, Edward Tannur, telah menjadi sorotan atas keterlibatannya dalam kasus tragis kematian pacarnya sendiri, Dini Sera Afriyanti.
Baca Juga:
Pengungkapan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Oegroseno: Terdapat Sejumlah Novum yang Bisa Diajukan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tergeletak di Bogor, Petugas Sampai Kebingungan
Meskipun video peristiwa tersebut viral di media sosial, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya memutuskan untuk membebaskan Ronald dari dakwaan pembunuhan dan penganiayaan yang menyebabkan kematian Dini, dengan alasan bukti yang tidak cukup meyakinkan.
Berikut beberapa fakta dalam peristiwa tersebut:
1. Kronologi Peristiwa
Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa, 3 Oktober, mulai dari malam saat Dini dan Ronald sedang makan di G-Walk, Citraland, Surabaya. Malam itu, keduanya diundang untuk karaoke di Blackhole KTV, Lenmarc Mall, Surabaya Barat.
Saksi-saksi menggambarkan pertengkaran yang terjadi antara pasangan ini di tempat hiburan tersebut, di mana Ronald diduga melakukan serangkaian tindak kekerasan terhadap Dini, termasuk menendang dan memukulinya dengan botol minuman keras.
Saat pertengkaran mencapai puncaknya di parkiran mal, Ronald memulai mobilnya dengan tindakan yang tragis. Dini, yang duduk di samping mobil, terseret dan terlindas oleh mobil tersebut, menyebabkan cedera parah yang mengakibatkan kematiannya setelah menjalani perawatan di RS National Hospital.
Korban, Dini Sera Afriyanti tengah tergeletak di area parkiran (Tangkapan layar Tiktok)
2. Kontroversi Hukum
Keputusan pengadilan untuk membebaskan Ronald dari tuduhan kriminal menimbulkan kontroversi luas. Meskipun Ronald ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dengan dakwaan penganiayaan, pengadilan tidak menemukan cukup bukti untuk mendukung dakwaan pembunuhan.
3. Dampak Sosial dan Medsos
Sebelum peristiwa tragis tersebut, Dini sempat berbagi curahan hati terakhirnya di TikTok yang sekarang menjadi jejak digital. Video tersebut mencerminkan keinginannya untuk hubungan yang saling menghargai, namun sayangnya hubungan ini kandas dengan tragis.
4. Hasil Pemeriksaan Medis
Tim medis forensik RSU dr Soetomo mencatat bahwa Dini mengalami luka-luka serius, termasuk memar di beberapa bagian tubuh dan patah tulang. Pemeriksaan mendalam juga mengungkapkan adanya luka lecet dan resapan darah di leher, yang menunjukkan intensitas kekerasan yang dialaminya.
5. Motif Pelaku
Meskipun Ronald telah ditahan sebagai tersangka, motif di balik serangkaian kekerasan yang menyebabkan kematian Dini tetap menjadi teka-teki. Bahkan sampai saat ini polisi masih belum mengungkapnya.