Ntvnews.id, Jakarta - Dua kerangka mayat ibu dan anak yang ditemukan di Perumahan Tani Mulya, RT 11/RW 15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) akhirnya terungkap. Kerangka keduanya ditemukan pada Senin, 29 Juli 2024 kemarin siang.
Belakangan diketahui bahwa identitas dua kerangka tersebut adalah seorang perempuan dan laki-laki. Perempuan yang diduga sebagai ibunya bernama Iguh Indah Hayati (55) dan seorang laki-laki yang diduga sebagai anaknya bernama Elia Imanuel Putra (24).
Kerangka ibu dan anak itu pada awalnya ditemukan oleh Mudjoyo Tjandra yang tidak lain adalah mantan suami Indah dan beberapa warga setempat sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, saksi mata meminta tolong kepada warga untuk membuka gembok rumah tersebut.
Ilustrasi Tengkorak Manusia (Pixabay)
“Awal ditemukannya oleh bekas suaminya (Mudjoyo). Jadi dia sempat laporan untuk membuka gembok. Awalnya mau ngambil sesuatu katanya ada di dalam,” kata Pj Kepala Desa Tanimulya Wawan Sutisna seperti dilansir dari akun Instagram @infobandungbanget.
Jika dilihat dari bagian luar rumah tersebut, tampak seperti rumah kosong tak berpenghuni. Hal ini karena kondisi atap rumah tersebut yang sudah lapuk, dipenuhi dengan debu-debu dan sarang laba-laba serta ditumbuhi rumput-rumput liar di bagian depannya.
Dari informasi yang dihimpun, rumah tersebut sudah ditinggalkan oleh penghuninya sejak tahun 2018. Bahkan, tetangga di sekitar rumah tersebut mengira sudah tak berpenghuni. Setelah mendapatkan laporan, polisi langsung bergegas menuju lokasi kejadian dan olah TKP.
Warga Temukan Dua Kerangka Mayat di Bandung Barat (Instagram)
“Saat ditemukan pertama kali, kerangka mayat tersebut terbaring di tempat tidur. Yang ditemukan ada dua kerangka diduga ibu dan anak. Beda lokasi ada dua tempat tidur,” kata Kapolsek Padalarang AKP Kusmawan kepada awak media.
Setelah mengevakuasi, pihak kepolisian saat ini masih dalam proses identifikasi korban. Namun, sebelum melakukan penyelidikan lebih lanjut, polisi akan bertanya kepada keluarga apakah bersedia untuk dilakukan pemeriksaan atau tidak.
“Apakah keluarga mau dilakukan identifikasi lanjutan atau tidak. Kita akan meminta keterangan terlebih dahulu, jika tidak diidentifikasi lanjutan agar membuat penolakan visum atau outopsi,” pungkasnya.