Ntvnews.id, Jakarta - Pada Kamis pagi ini, kualitas udara di Jakarta menempati posisi kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Data dari situs pemantau kualitas udara IQAir menunjukkan bahwa pada pukul 06.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta berada di angka 177, yang tergolong dalam kategori "tidak sehat."
Baca Juga:
India Resmi Jadi Tuan Rumah MotoGP sampai Musim 2027
Geger Penemuan Jasad Bayi di Kali Rawasari
Angka ini menunjukkan bahwa udara di Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif, termasuk manusia dan hewan yang sensitif, serta dapat merusak tumbuhan dan nilai estetika.
Ilustrasi: Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/am. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/am.)
Sedangkan kualitas udara kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Kemudian, kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Menurut data terbaru, kota dengan kualitas udara terburuk adalah Kinshasa, Kongo dengan AQI 187. Jakarta berada di urutan kedua, diikuti oleh Cairo City, Mesir di urutan ketiga dengan AQI 155.
Kota-kota lainnya dengan kualitas udara buruk meliputi Tashkent, Uzbekistan (152), Dubai, Uni Emirat Arab (152), Medan, Indonesia (147), Nairobi, Kenya (142), Manama, Bahrain (134), Santiago, Cile (134), dan Lahore, Pakistan (124).
Warga disarankan untuk memakai masker saat keluar rumah, mengurangi aktivitas di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor, serta menyalakan penyaring udara.
Untuk mengatasi masalah polusi, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah menambah dua mobil kabut air (watermist) pada 2024 dan menerima dukungan dana dari Clean Air Fund melalui program "Breathe Jakarta" untuk meningkatkan kualitas udara di ibu kota.
Sumber Antara