Ntvnews.id, Jakarta - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan serangan terhadap Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh.
Tak lama setelah mengumumkan tewasnya Haniyeh, Iran mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi negara itu pada Rabu pagi.
Menurut para pejabat, Khamenei memberi perintah untuk menyerang dalam pertemuan tersebut. Pertemuan seperti itu hanya terjadi dalam keadaan luar biasa.
Sebelumnya pada bulan April, pertemuan serupa diadakan setelah serangan udara Israel di Suriah menewaskan dua komandan militer Iran .
Sementara itu, Channel 12 Israel melaporkan bahwa pesan telah dikirim ke Iran melalui saluran diplomatik bahwa Israel bersedia melakukan perang skala besar jika Iran dan proksinya melakukan serangan terhadap negara tersebut.
Baca Juga:
Indonesia Kecam Pembunuhan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Dibunuh Usai Hadiri Pelantikan Presiden Iran
Iran dan Hamas menuduh Israel atas pembunuhan tersebut. Sejauh ini, Israel tak terima atau menyangkal pembunuhan Haniyeh, yang berada di Teheran untuk upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Ismail Haniyeh (Istimewa)
Tanpa menyebutkan pembunuhan tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyatakan bahwa Israel akan menanggung akibat yang sangat besar dari setiap agresi terhadap mereka dalam bentuk apa pun.
“Ada hari-hari yang penuh tantangan ke depan,” katanya dalam berita Associated Press (AP), dikutip dari India Today, Kamis, 1 Agustus 2024.
Sebelumnya, pada awal perang Gaza, Israel telah bersumpah untuk membunuh Ismail Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober terhadap Israel.
Setelah pembunuhan Haniyeh di Teheran, Ayatollah Ali Khamenei dalam sebuah pernyataan di situs resminya, menyatakan bahwa balas dendam adalah “tugas kita”, dan bahwa Israel telah "menyiapkan hukuman yang berat untuk dirinya sendiri" dengan membunuh "seorang tamu terhormat di negara kita".