AS Kerahkan Kapal Induk dan Kapal Perang ke Timur Tengah, Bersiap Hadapi Eskalasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Agu 2024, 11:49
Dedi
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kapal Perang Amerika USS Mason Kapal Perang Amerika USS Mason (Reuters)

Ntvnews.id, Luar Negeri - Pembunuhan pejabat senior di Hizbullah dan Hamas satu di Beirut dan satu lagi di Teheran dalam hitungan jam. Dua operasi tersebut dituduhkan kepada Israel. Sehingga AS juga bersiap menghadapi potensi eskalasi, termasuk mengerahkan pasukannya. 

Apalagi Washington dianggap terlibat dalam mendukung Israel dengan intelijen dan senjata. Dukungan ini digunakan oleh Iran dan Hizbullah untuk mengancam aset AS di wilayah tersebut.

“Kami bersiap menghadapi semua skenario, potensi evakuasi warga Amerika dari wilayah tersebut atau serangan terhadap pasukan kami,” kata seorang pejabat AS kepada Al Arabiya English yang dilansir pada Jumat, 2 Agustus 2024. 

Bendera Amerika Serikat/ist Bendera Amerika Serikat/ist

Pentagon memerintahkan beberapa kapal perang dan aset militer lainnya ke Timur Tengah tak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel. Alasan utamanya adalah untuk mencegah Iran atau kelompok lain yang didukungnya membuka front kedua, kata pejabat AS.

Pejabat AS mengonfirmasi bahwa setidaknya ada 12 kapal perang Amerika di wilayah tersebut, termasuk kapal induk USS Theodore Roosevelt dan lebih dari 4.000 marinir dan pelaut. The Washington Post adalah yang pertama melaporkan jumlah kapal dan personel militer.

"Belum ada perintah baru secara khusus, apakah itu evakuasi atau lainnya. Namun, kami jelas dalam posisi untuk melaksanakan, jika diperlukan, perintah apa pun yang diberikan,” kata pejabat AS berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah sensitif.

Departemen Luar Negeri AS menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon atau Israel utara karena meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel. Beberapa maskapai penerbangan membatalkan penerbangan mereka ke kedua negara tersebut. 

Ismail Haniyeh <b>(Al Arabiya)</b> Ismail Haniyeh (Al Arabiya)

Belum ada keputusan untuk mengevakuasi warga negara atau pegawai pemerintah dari keduanya. Pejabat AS mengatakan bahwa mereka diberi peringatan sesaat sebelum operasi Israel yang menewaskan Fuad Shukr dari Hizbullah tetapi membantah terlibat dalam serangan ini. 

Israel mengaku bertanggung jawab setelah serangan itu terjadi di jantung benteng Hizbullah di pinggiran selatan Beirut. Israel mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap roket yang menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan menewaskan beberapa anak akhir pekan lalu. 

Pejabat AS mengatakan Hizbullah tidak diragukan lagi telah menembakkan rudal itu, tetapi mereka yakin rudal itu secara keliru menargetkan lapangan sepak bola. Hizbullah terus membantah telah meluncurkan roket itu.

"Ini adalah (modus operandi) mereka, jadi kami mengantisipasi Iran atau kelompok yang didukungnya akan mengeluarkan perintah untuk menargetkan pasukan kami. Itulah yang telah mereka lakukan di masa lalu dan apa yang kami harapkan sekarang," kata salah satu pejabat.

Kapal Perang Amerika USS Mason <b>(Reuters)</b> Kapal Perang Amerika USS Mason (Reuters)

Potensi eskalasi meningkat setelah operasi kedua terjadi ketika Ismail Haniyeh dibunuh di dalam sebuah kompleks di Iran. Pemimpin politik Hamas itu berada di sana untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran dan AS yakin Haniyeh dibunuh oleh Israel. 

Shukr dan Haniyeh telah ditetapkan sebagai teroris oleh AS, dengan yang pertama dituduh memainkan peran utama dalam pengeboman Barak Korps Marinir AS di Beirut pada 23 Oktober 1983, yang menewaskan 241 anggota militer AS.

Hizbullah, Hamas, dan pendukung utama mereka di Iran, serta proksi regional lainnya yang didukung oleh Teheran, semuanya telah bersumpah untuk menanggapi serangan tersebut.

x|close