Ntvnews.id, Kupang - Joni, nama yang dulu menjadi sorotan publik ketika ia memanjat tiang bendera pada peringatan HUT RI tahun 2018, kini menghadapi kenyataan pahit dalam perjalanannya untuk menjadi seorang prajurit TNI.
Aksi heroiknya saat itu, ketika masih duduk di bangku SMP, tidak hanya mengundang perhatian Presiden Joko Widodo, tetapi juga membuatnya dijanjikan suatu masa depan yang cerah di dunia militer.
Baca Juga:
Curhat Anak Korban yang Ditabrak Hingga Tewas Mahasiswi Bikin Nyesek
Momen Prabowo Dampingi Jokowi Rapat Terbatas Bahas RAPBN 2025
Pada saat itu, Joni dipanggil ke Istana oleh Presiden Jokowi, yang menyatakan dukungannya untuk cita-citanya menjadi tentara.
Lihat postingan ini di Instagram
"Pengen jadi tentara? ya sudah nanti langsung daftar ke Panglima, langsung diterima kamu, sudah ya," ujar Jokowi saat itu.
Janji tersebut tentu saja menjadi motivasi tersendiri bagi Joni. Sejak saat itu, cita-citanya untuk menjadi seorang prajurit TNI semakin membara. Joni pun bertekad untuk terus belajar dan berlatih demi mewujudkan mimpinya.
Setelah lulus SMA, Joni akhirnya memberanikan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024. Dengan penuh semangat, ia berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti tahap awal seleksi. Namun, nasib berkata lain. Joni harus menelan pil pahit karena gagal lolos pada tahap validasi awal.
Penyebab kegagalan Joni adalah tinggi badannya yang tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh TNI. Meskipun memiliki semangat juang yang tinggi dan pengalaman yang menarik, Joni harus mengubur dalam-dalam mimpinya untuk menjadi seorang prajurit.
"Selamat malam kaka, saya gagal di awal validasi. Saya tidak lulus saat validasi awal," demikian pernyataan resmi Joni.