Ntvnews.id, Jakarta - Penantian penjang Como 1907 berlaga di Serie A berakhir juga. Setelah 21 tahun menunggu, tim yang dijuluki I Lariani itu akhirnya promosi usai finis di urutan kedua klasemen akhir Serie B 2023/2024.
Tidak mudah bagi Como untuk mengamankan tiket ke Serie A. Persaingan dengan Venezia sangat ketat bahkan harus ditentukan lewat pertandingan terakhir yang berlangsung, Sabtu dini hari (11/5/2024).
Berhadapan dengan Cosenza di Stadio Giuseppe Sinigaglia, publik Como sempat dibuat waswas karena tertinggal lebih dulu pada menit ke-30 lewat gol Gennaro Tutino. Mereka semakin tegang karena pada laga lainnya, Venezia sedang unggul 1-0 atas Spezia lewat gol Timnas Indonesia, Jay Idzes.
Beruntung, pada babak kedua Venezia terkena comeback tuan rumah hingga tertinggal 1-2. Sementara Como berhasil menyamakan kedudukan jadi 1-1 lewat penalti Simone Verdi menit ke-74.
Tidak ada tambahan gol yang tercipta hingga laga usai. Begitu juga di tempat lain. Venezia akhirnya gagal mendapat poin setelah tertinggal 1-2 hingga wasit meniup peluit panjang.
Dengan hasil ini, Como 1907 pun berhasil finis di urutan kedua klasemen Serie B dengan 73 poin dari 38 laga. Sementara Venezia harus puas di urutan ketiga, tertinggal tiga poin dari Como dan akan menjalani laga play-off untuk memperebutkan satu tiket promosi ke Serie A musim 2024/2025.
Berikut adalah profil singkat Como 1907:
Klub ini memiliki sejarah panjang di Italia. Didirikan tahun 1907, Como telah menjadi bagian integral dari sejarah sepak bola Italia, dengan mengalami berbagai perubahan dan evolusi dalam struktur dan prestasinya.
Como 1907 bermarkas di kota Como yang terletak di tepi Danau Como, Lombardy, Italia. Lokasinya berada dekat perbatasan dengan Swiss. Pemandangan alam yang indah dan lingkungan yang mempesona, Como tidak hanya populer lewat sepak bolanya tapi juga jadi tempat wisata favorit di Eropa.
Como 1907 berada di lokasi yang dikelilingi pemandangan alam yang indah. (website resmi) (website Como 1907)
Pada awalnya, klub Como 1907 berkompetisi di tingkat regional dan lokal, mengukir reputasi sebagai salah satu tim yang kuat di daerah mereka. Meskipun prestasi besar di tingkat nasional belum tercapai, Como 1907 berhasil membangun fondasi yang kuat untuk masa depannya.
Pencapaian dan Tantangan di Serie A
Pada tahun 1949, Como 1907 meraih pencapaian besar dengan promosi ke Serie A, divisi tertinggi dalam sepak bola Italia. Ini merupakan tonggak sejarah yang signifikan bagi klub, menandai kebangkitan mereka ke panggung utama sepak bola Italia. Meskipun berada di kasta tertinggi kompetisi, Como 1907 menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga stabilitas dan bersaing di level yang lebih tinggi.
Como hanya bertahan empat tahun di Serie A. Setelah itu, mereka degradasi dan berkutat di Serie B dan Serie C. Kebangkitan pada tahun 1970-an membuat klub muncul sebagai pesaing untuk promosi ke Serie A.
Pada tahun 1975 Como kembali ke kasta tertinggi sepak bola Italia. Namun kehadiran pemain baru seperti Alessandro Scanziani hanya membuat mereka bertahan satu musim. Mereka menuju jurang kehancuran pada tahun 1978, tetapi dengan tim yang dibangun kembali berisi bintang-bintang seperti Pietro Vierchowod Como mampu mencapai promosi berturut-turut dan bertahan selama dua tahun di Serie A (1980–82).
Como berhasil promosi lagi ke papan atas pada tahun 1984. Mereka bertahan lima tahun dan menjadi periode tersukses klub. Kekuatan penyerang Dan Corneliusson dan Stefano Borgonovo bahkan sempat membawa Como finis di urutan ke-9 pada tahun 1986, yang diulangi pada tahun berikutnya.
Sempat Bangkrut
Abad ke-21 jadi turbulensi terkuat yang menimpa Como. Kebangkitan singkat ke Serie B sempat dirusak oleh oleh insiden kekerasan yang mengerikan dalam pertandingan melawan Modena, yang mengakibatkan kapten Massimiliano Ferrigno dijatuhi larangan bermain selama tiga tahun.
Como memang berhasil kembali ke Serie A pada tahun 2002/03. Namun situasi yang tidak kondusif menyusul aksi kekerasan yang dilakukan penonton memaksa Como terusir dari Sinigaglia. Tanpa gairah, Como akhirnya hanya mampu finis di urutan kedua terbawah dan kembali ke Serie B.
Como 1907, klub milik pengusaha Indonesia berhasil promosi ke Serie A (Akun X Como 1907)
Degradasi beruntun tak hanya merusak reputasi klub. Keuangan Como juga morat-marit. Puncaknya adalah ketika Como 1907 dinyatakan bangkrut dan tak ada investor yang mau membeli sahamnya.
Masalah baru muncul pada musim 2016-17, memaksa klub tersebut dinyatakan gulung tikar dan dilelang. Namun siapa sangka, perubahan justru dimulai dari sini.
Pada lelang keempat, aset klub diakuisisi oleh Akosua Puni Essien, istri pesepakbola Ghana Michael Essien dan pengusaha asing pertama di sepak bola Italia (melalui perusahaannya F.C. Como S.r.l.). Sayang, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menolak permohonan F.C. Como sebagai penerus Como di Serie C.
Kehadiran Pengusaha Indonesia
Setelah menjuarai Putaran B Serie D, Como kembali ke sepak bola profesional pada tahun 2019. Sejak tahun 2019, klub ini kemudian diambil alih oleh perusahaan Indonesia Djarum Group yang dipimpin oleh Michael Hartono dan Robert Budi Hartono. Keluarga Hartono 'hanya' mengeluarkan 850 euro atau sekitar Rp5 Miliar untuk membeli Como. Mereka juga melunasi utang klub senilai 150 ribu euro.
Pada tahun 2024 mantan pemain Chelsea dan Millwall Dennis Wise ditunjuk menjadi penasihat dewan. Como juga sempat mengundang legenda timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto untuk menduduki jabatan sebagai asisten pelatih di tim ini.
Jatuh bangun Como akhirnya membuahkan hasil. Musim ini, Como 1907 berhasil finis di urutan kedua Serie B sekaligus promosi ke Serie A musim depan.