Ntvnews.id, Jakarta - Sepak bola seharusnya menyenangkan. Namun keriangan bocah-bocah di lapangan sepak bola Ángel Tardio di Mocejón -Toledo, Spanyol seketika berubah menjadi kengerian saat seorang pria berkerudung masuk dan menyerang mereka dengan sebilah pisau di tangan.
Satu orang menjadi korban. Pelaku dengan biadab menikamnya tanpa ampun. Bocah berusia 11 tahun itu bersimbah darah dan sekarat. Pelaku tidak berhenti sampai di situ. Dia berusaha menyerang anak-anak lainnya, tapi mereka berhasil melarikan diri dan selamat dari naas.
Baca juga: Hasil LaLiga Spanyol 2024/2025: Real Madrid Imbang Lawan Real Mallorca
Ironisnya, insiden tragis itu terjadi di pagi hari sekitar pukul 10.00 waktu setempat, saat anak-anak baru memulai harinya. Pelaku kemudian kabur meninggalkan korbannya yang sekarat.
Pertolongan terbaik coba diberikan untuk menyelamatkan nyawa korban. Helikopter didatangkan untuk membawanya ke ICU. Sayang, nyawanya tidak terselamatkan. Korban yang belakangan diketahui bernama Mateo itu meregang nyawa saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
CD Mocejon, klub yang diperkuat Mateo sangat terpukul. Mereka kaget mendengar berita itu.
"Seluruh kota terkejut dengan pembunuhan yang terjadi di pagi ini. Dari CD Mocejon, kami sampaikan rasa duka mendalam kepada pihak keluarga Mateo, pemain sekolah olahraga kami. Beristirahatlah dengan tenang," tulis CD Mocejon akun Twitter-nya.
Pihak kepolisian segera memburu pelaku yang diduga kabur dengan mobil Ford berwarna abu-abu. Beberapa kamera CCTV yang berada di sekitar lokasi kejadian diharapkan bisa membantu pihak berwajib mengungkap kejadian tragis tersebut dan menangkap pelaku penikaman.
Keluarga Angkat Bicara
Sepupu korban telah berbicara kepada media setelah pembunuhan Mateo.
"Sepupu saya adalah anak yang sangat baik, sangat penyayang,” katanya sambil membenarkan bahwa ada yang menyerangnya saat dia sedang bermain sepak bola.
"Seorang anak melarikan diri sambil mengatakan bahwa mereka telah membunuh sahabatnya."
Seperti yang dilaporkan Europa Press, dia juga terkejut bahwa kasus seperti itu terjadi di kota seperti Mocejón. “Tidak ada kecurigaan, ini kota yang sepi, hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kami bahkan tidak tahu di mana kami berada,” tutupnya.