Mengenaskan, Pelari Olimpiade Tewas Dibakar Pacarnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Sep 2024, 14:15
Marco Tampubolon
Penulis & Editor
Bagikan
Rebecca Cheptegei yang sempat tampil di Olimpiade Paris 2024 tewas dibakar pacarnya. Rebecca Cheptegei yang sempat tampil di Olimpiade Paris 2024 tewas dibakar pacarnya. (Situs Paris Olympic 2024)

Ntvnews.id, Jakarta - Kejadian tragis menimpa atlet asal Uganda, Rebecca Cheptegei. Pelari putri yang pernah tampil di Olimpiade nomor maraton tersebut tewas dibakar oleh pacarnya sendiri.

Cheptegei yang baru berusia 31 tahun meninggal dunia akibat luka bakar hingga 80 persen. Korban sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Kenya. Namun setelah empat hari, Cheptegei dinyatakan meninggal dunia akibat kegagalan organ tubuh akibat insiden menyedihkan itu. 

Baca juga: Thierry Henry Mundur dari Pelatih Timnas Prancis U-23 Usai Persembahkan Perak di Olimpiade Paris 2024

Seperti dilansir dari CBSnews, Cheptegei menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis waktu setempat (5/9/2024). Sebelumnya, korban disiram bensin dan disulut api oleh kekasihnya.   

Kepala polisi daerah Trans Nzoia Jeremiah ole Kosiom menjelaskan kalau insiden itu bermula dari pertengkaran Cheptegei dan pacarnya, Dickson Ndiema, pada Senin lalu. Pelaku kemudian membeli satu jerigen bensin lalu menyiramkannya ke tubuh Cheptegei dan menyulut api.    

"Pasangan itu terdengar bertengkar di luar rumahnya. Saat pertengkaran itu, sang pacar terlihat menuangkan cairan ke wanita itu sebelum membakarnya,” kata Ole Kosiom kepada media Kenya.

Baik Cheptegei maupun Ndiema sama-sama terbakar. Mereka lalu dibawa ke Moi Teaching and Referral Hospital di Eldoret, sebelah selatan Kenya, tapi Cheptegei tidak tertolong lagi. Tetangga yang mendengar teriakan bergegas keluar dan menemukan api sudah berkobar.

"Semoga jiwanya yang lembut beristirahat dalam damai dan kami mengutuk keras kekerasan terhadap perempuan,” kata Presiden Komite Olimpiade Uganda Donald Rukare dalam sebuah postingan di media sosial, Kamis. "Ini adalah tindakan pengecut dan tidak masuk akal yang menyebabkan hilangnya seorang atlet hebat. Warisannya akan terus bertahan," bebernya. 

Cheptegi merupakan atlet andalan Uganda untuk nomor lari marathon. Pada Olimpiade Paris 2024 lalu, Cheptegi ikut ambil bagian mewakili Uganda tapi hanya berhasil finish di urutan ke-44. 

Selain Olimpiade, Cheptegi juga kerap tampil di ajang lari internasional. 

Sementara itu, aksi kekerasan yang menewaskan atlet di Kenya bukan kali ini terjadi. Enam bulan lalu, dua pelari Kenya, Agnes Tirop dan Damaris Mutua juga tewas di tangan pasangannya. 

Mereka dibunuh di wilayah yang sama dengan Cheptegi. Kematian Tirop pada Oktober 2021 memicu protes yang diikuti oleh ratusan atlet. Mereka turun ke ke jalan di kota Iten untuk menyerukan undang-undang yang lebih ketat dan pusat penjangkauan berbasis gender.

Suami Tirop diadili atas pembunuhan pelari berusia 25 tahun itu. Biro Statistik Nasional Kenya menerbitkan laporan pada awal tahun 2023 yang menemukan bahwa 34% perempuan di negara tersebut pernah mengalami kekerasan fisik setelah mencapai usia 15 tahun, dan perempuan yang sedang atau pernah menikah hampir dua kali lebih mungkin melaporkan kekerasan.

Halaman
x|close