Ntvnews.id, Jakarta - Tim terburuk di dunia, San Marino akhirnya menyudahi kutukannya. Setelah tidak pernah menang dalam 140 laga, tim yang dijuluki La Serenissima itu akhirnya berhasil mengalahkan Liechtenstein 1-0 pada UEFA Nations League, Jumat (6/9/2024).
Ini adalah kemenangan perdana yang berhasil diraih San Marino selama 20 tahun terakhir. Bertanding di depan pulik sendiri, San Marino unggul lewat gol Nicko Sensoli pada menit ke-53.
Baca juga: Timnas Indonesia Bikin 'Gaduh' Sepak Bola Arab Saudi: Roberto Mancini Terancam Dipecat!
Para pemain dan pendukung San Marino bersorak menyambut kemenangan tersebut. Maklum terakhir kali San Marino menang adalah tahun 2004 lalu. Saat itu, San Marino juga mengalahkan Liechtenstein dengan skor yang sama pada sebuah laga persahabatan.
San Marino merupakan negara mungil yang dikelilingi Italia. Dengan populasi 33 ribu jiwa dan luas wilayah 61 kilometres persegi, San Marino menjadi negara terkecil kelima di dunia.
Di sepak bola, San Marino sangat jauh tertinggal dan menempati posisi 210 rangking FIFA.
"Pengalaman terburuk adalah ketika kami bertandang ke Belanda pada tahun 2011 lalu, di mana kami kalah 0-11," kata San kapten San Marino, Matteo Vitaioli kepada BBC Sport.
"Mereka sudah mencetak 8 atau 9 gol saat waktu tersisa masih cukup lama dan saya ingat suporter memberi semangat kepada Belanda untuk mencetak lebih banyak gol," kenangnya.
Tidak mudah bagi San Marino mempertahankan keunggulannya melawan Liechtenstein. Tambahan waktu selama 8 menit terasa sangat menyiksa para pemain mereka. Saat peluit panjang berbunyi, para pemain akhirnya bernapas lega dan langsung merayakan kemenangan bersama staf pelatih.
Vitaiolia adalah salah seorang pemain San Marino yang ikut merayakan kemenangan itu. Sehar-hari dia berprofesi sebagai desainer grafis. Dia sebenarnya mengaku sangat sulit membagi waktu dengan latihan tapi dia tidak menyerah karena rekan-rekannya juga memikul beban yang sama.
“Saya sudah menjadi bagian timnas selama hampir 20 tahun. Yang paling mendasar di setiap grup adalah semangat tim, kapasitas pemain untuk membentuk tim,” ujarnya.
“Ketika Anda memainkan pertandingan yang sulit, itu bisa menjadi rumit, dan jika Anda tidak bisa mengandalkan tim yang solid, pertandingan itu bisa sangat merugikan.
“Kami adalah teman yang berbagi kehormatan yang sama – tetapi juga beban yang sama.”