Ntvnews.id, Jakarta - HUT ke-79 TNI berlangsung meriah di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2024). Ribuan personel dari berbagai kesatuan meramaikan acara ini.
Presiden RI, Joko Widodo memimpin langsung jalannya upacara. Acara juga dihadiri oleh sejumlah petinggi pemerintahan lainnya, termasuk Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin hingga Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dalam perjalanannya, TNI telah melewati berbagai fase dalam menjaga kedaulatan NKRI. Banyak tentara yang kemudian muncul sebagai tokoh dan mewarnai jalannya sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Jejak mereka tidak hanya di medan pertempuran, tapi menjalar hingga ke olahraga.
Salah satunya adalah sosok mendiang Maulwi Saelan. Pria kelahiran Makassar itu tidak hanya dikenal sebagai pejuang nasional dan wakil komandan Resimen Tjakrabirawa yang mengawal Presiden RI Pertama, Soekarno. Namanya juga sohor sebagai legenda timnas Indonesia.
Berposisi sebagai penjagawa gawang, Maulwi yang wafat pada 10 Oktober 2016 lalu berkontribusi besar membawa timnas Indonesia saat menjadi 'Macan Asia' di era 1954 hungga 1958.
Selain sukses mengantar Skuad Garuda finis di posisi empat besar Asian Games 1954 dan Maulwi Saelan dan kawan-kawan menorehkan tinta emas dengan meraih perunggu di Asian Games 1958.
Kala itu, Timnas Indonesia ditangani pelatih Antun Pogacnik. Sepanjang penyisihan grup, Indonesia tampil mulus dengan meraih dua kemenangan.
Tim Garuda mengalahkan Burma (Myanmar) dengan skor 4-2 dan India dengan skor 2-1. Maulwi Saelan Cs kemudian melaju ke perempat final dengan predikat juara Grup B.
Di babak perempat final, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Filipina dengan skor 5-2. Sayang, laju Tim Garuda terhenti setelah kalah 0-1 dari Chinese Taipei pada semifinal.
Pada perebutan medali perunggu, Timnas Indonesia berhadapan dengan India lagi. Maulwi Cs kembali sukses meraih kemenangan 4-1 dan menyabet medali perunggu Asian Games 1958.
Namun salah satu penampilan Maulwi yang paling dikenang adalah Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu, Maluwi tampil luar biasa saat Indonesia bertemu Uni Soviet di perempat final.
Kala itu, timnas Indonesia berhasil menahan imbang Uni Soviet yang merupakan salah satu tim terkuat Eropa dan dunia. Maulwi Saelan yang berada di bawah mistar berjibaku menahan gempuran Igor Netto, Sergei Salnikov, dan Boris Tatushin. Skor 0-0 bertahan hingga akhir laga.
Pertandingan kemudian diulang untuk menentukan pemenang. Sayang, kali ini Indonesia kalah 0-4. Uni Soviet sendiri akhirnya keluar sebagai juara usai mengalahkan Yugoslavia 1-0.
Maulwi Saelan merupakan anak Amin Saelan, tokoh nasional di Makassar dan pendiri Taman Siswa di kota itu. Dia lahir di Makassar pada 10 Oktober 1926. Karier militernya diawali dari Laskar Pemberontak Republik Indonesia Sulawesi yang dikenal dengan singkatan LAPRIS.
Unit ini kemudian membentuk tim gerak cepat dengan nama Harimau Indonesia dimana Maulwi Saelan dipercaya menjadi kepala staf. Puncak karier militer Maulwi adalah saat diangkat menjadi perwira TNI dengan pangkat terakhir Kolonel CPM (Purn.)
Sedangkan jabatan terakhir yang disandangnya adalah Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa, dimana resimen ini merupakan pasukan pengawal Presiden R.I pertama Soekarno. Saat itu dia memimpin unit dengan kekuatan sekitar 4 Batalyon dan 1 Detasemen Kawal Pribadi.