Akhir Cerita Andres Iniesta, Gelandang Mungil dengan Kemampuan Menjulang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Okt 2024, 01:00
Marco Tampubolon
Penulis & Editor
Bagikan
Legenda Barcelona, Andres Iniesta segera gantung sepatu Legenda Barcelona, Andres Iniesta segera gantung sepatu (Instagram Andres Iniesta)

Ntvnews.id, Jakarta - Gelandang cerdas Andres Iniesta resmi gantung sepatu, Senin malam (7/10/2024). Legenda Barcelona dan timnas Spanyol itu meninggalkan lapangan hijau di usia 40 tahun. Sembari menahan tangis, Iniesta mengucapkan selamat tinggal kepada 'dunia-nya'. 

Momen perpisahan Iniesta diluapkan lewat sebuah video yang diunggah pada akun X miliknya. Tidak banyak kata yang terucap dari Iniesta. Hanya sepatah kata yang terepotong oleh air mata. Selebihnya berisi testimoni sosok-sosok penting dalam kariernya, seperti Pep Guardiola, Luis Enrique, Vicente del Bosque, hingga Louis van Gaal. "Permainan berlanjut," tulis Iniesta. 

Dalam beberapa tahun terakhir, nama Iniesta sebenarnya seakan terkubur dari dunia sepak bola. Popularitasnya meredup seiring keputusannya meninggalkan Barcelona tahun 2018 lalu. 

Iniesta sempat memperkuat klub Jepang, Vissel Kobe hingga 2023. Dia kemudian pindah ke Uni Emirat Arab dan bergabung dengan klub Emirates dan semakin tidak terjangkau 'radar'.

Namun saat Iniesta memutuskan pensiun, seluruh dunia menyorotinya. Kepingan-kepingan masa lalu yang bergelimang pujian kembali muncul untuk mengingatkan kebesaran namanya. 

Masa keemasan Iniesta dijalani bersama Barcelona. Sejak bergabung dengan tim utama Blaugrana pada 2002 hingga 2018 lalu, Iniesta telah tampil 442 kali dan mencetak 35 gol. Pria kelahiran Fuentealbilla, 11 Mei 1984 itu ikut membantu Barcelona menjadi tim terkuat di dunia dengan torehan 9 gelar La Liga, 7 Copa Del Rey, dan lima gelar Liga Champions Eropa.

Tidak hanya di Barcelona, Iniesta juga sosok penting bagi timnas Spanyol. Bersama Iniesta, Tim Matador mampu meraih gelar juara di Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2008 dan 2012.  

Air Mata dan Poster Artis Hollywood

Sepak bola memang telah memberi segalanya untuk Iniesta. Namun bukan berarti, kisah suksesnya dijalani di atas jalan sutera. Seperti ketika memutuskan pensiun dari lapangan hijau, air mata juga yang menyambut awal perjalanan Iniesta dalam meraih kesuksesan di sepak bola. 

Ya, bagi Iniesta yang berasal dari kota kecil Fuentealbilla dengan populasi 2000 penduduk, Barcelona sebagai kota metropolitan dengan 1,6 juta penduduk adalah tempat yang asing. Apalagi saat merantau untuk menimba ilmu di akademi La Masia, usia Iniesta baru 12 tahun. 

Tidak ada yang bisa menghiburnya. Tidak juga poster artis Hollywood Catherine Zeta Jones dan kapten Barcelona kala itu, Pep Guardiola yang tergantung di kamarnya. 

"Saya selalu menangis setiap malam," katanya suatu ketika seperti dilansir dari situs resmi FIFA. 

"Saya ingin pulang, tapi ayahku memintaku untuk bertahan," ujar Iniesta. 

Ramalan Pep Guardiola

Iniesta dikenal sebagai bocah yang pemalu. Tidak banyak bicara. Namun saat berada di lapangan, Iniesta menjelma sebagai gelandang cerdas yang membuat permainan Barca berwarna.

Pep Guardiola, pelatih yang pernah berjaya bersama Barcelona sudah lama mengendus kehebatan Iniesta. Dia langsung terpikat saat pertama kali melihatnya bermain di Pial Nike tahun 1999 lalu. 

Saat itu, Iniesta baru berusia 15 tahun. Sementara Guardiola masih aktif sebagai pemain. 

Seperti dilansir Goal, Guardiola sebenarnya sudah lebih dulu jatuh hati pada Xavi Hernandez. Dia menganggap pria yang kini menjadi pelatih Como itu adalah gelandang penerusnya di Barcelona. 

Namun saat melihat Iniesta bermain, Pep kembali jatuh hati. Kepada Xavi, Guardiola lantas berkata," "Anda akan memensiunkan saya, tapi anak ini akan memensiunkan kita berdua." 

Hanya dua tahun berselang, Iniesta mulai berlatih dengan tim utama dan dia melakukan debut di bawah asuhan Louis van Gaal pada bulan Oktober 2002. Saat itu, Guardiola telah pindah ke Brescia pada tahun 2001 sebelum kembali lagi sebagai pelatih Blaugrana tahun 2008 lalu.

Di awal-awal di tim senior Barca, Iniesta hanya jadi pemain pelapis, yang sering diturunkan dari bangku cadangan pada era Frank Rijkaard sebagai pelatih. Namun masa itu cepat berlalu. Bersama dengan Xavi, Lionel Messi, Carles Puyol dan lainnya, Iniesta memmbuat Blaugrana dominan di Eropa dan membuat sejarah bersama Barcelona dengan memenangkan Liga Champions 2006, 2009, 2011 dan 2015 serta dua treble (pada tahun 2009 dan 2015).

Tidak, Terima Kasih, Madrid!

Godaan bukannya tidak pernah menghampiri Iniesta untuk berpaling. Seperti diketahui, sang rival Real Madrid bahkan pernah mencoba merekrut Iniesta pada tahun 2007.

"Dia adalah seorang fenomena,” kata mantan direktur Madrdi kala itu, Predrag Mijatovic.

"Dia (Andres Iniesta) memiliki klausul pelepasan yang sangat tinggi, tapi kami sangat menginginkannya dan bertekad untuk membayarnya,” sambungnya. 

Madrid memang rival abadi Barcelona. Namun bukan berarti hal ini mustahil terjadi. 

Hanya saja, Iniesta ternyata tidak asal bicara saat bilang ingin pensiun di Barcelona. 

"Ketika saya mengatakan saya ingin pensiun di Barca, saya mengatakannya dengan sepenuh hati. Keinginan ini didahulukan sebelum segalanya,” kata Iniesta.

Iniesta akhirnya menyetujui kontrak baru pada tahun 2008, dengan klausul pembeliannya dinaikkan dari €60 juta menjadi €150 juta. Namun Madrid tidak menyurutkan niatnya, yang berusaha merekrutnya pada tahun berikutnya. “Saya sangat terkejut dengan spekulasi tersebut karena saya selalu mengatakan dengan jelas: Saya ingin menghabiskan sisa karir saya di Barca.”

Sayang, Iniesta tidak benar-benar pensiun di Barcelona. Dia meninggalkan Blaugrana pada tahun 2018 lalu dan pindah ke Vessel Kobe sebelum mengakhiri kariernya di klub Emirates. 

Gelandang Mungil Pemberani

Banyak sebutan bagi Iniesta. Pelatih asal Belanda, Louis van Gaal menyebutnya sebagai gelandang kecil dengan otak sepak bola yang luas. Sementara legenda sepak bola Skotlandia, Gordon Strachan, menyebut Iniesta sebagai pemain paling berani yang pernah dilihatnya. 

Iniesta hanya berpostur 171 cm. Jelas, Strachan tidak membicarakan keberaniannya dalam berduel dengan lawan. Dia lebih menyoroti kemampuan Iniesta yang selalu siap menerima bola dan mengatur irama permainan. Kecerdasan inilah yang membuatnya menjulang. 

Orang-orang boleh saja terobsesi dengan Lionel Messi. Namun Sir Alex Ferguson lebih 'takut' pada Andres Iniesta saat tim yang ditanganinya Manchester United bertemu Barcelona pada final Liga Champions di Roma, 2009 lalu. "Saya tidak terobsesi dengan Messi. Iniesta-lah yang harus kami hentikan,” ujarnya sebelum pertandingan. Sayangnya, MU gagal melakukan itu dan kalah 0-2.

x|close