Ramadhan Sananta Kritik Bahrain yang Minta Duel Melawan Indonesia di Tempat Netral

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Okt 2024, 16:35
Marco Tampubolon
Penulis & Editor
Bagikan
Ramadhan Sananta saat tampil bersama timnas Indonesia U-20 Ramadhan Sananta saat tampil bersama timnas Indonesia U-20 (dok PSSI)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemain Persis Solo, Ramadhan Sananta menganggap Bahrain tidak adil saat meminta laga melawan Indonesia digelar di tempat netral. Menurut striker yang pernah memperkuat timnas Indonesia itu, Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) hanya cari-cari alasan. 

Bahrain dijdawalkan bertemu Indonesia pada laga lanjutan putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pada laga sebelumnya, Bahrain berhasil menahan imbang Indonesia 2-2. 

Baca jugaMenpora Dito Ariotedjo: FIFA Minta Pertandingan Lawan Bahrain Tetap di Indonesia

Namun hasil ini menuai protes dari publik Tanah Air karena wasit Ahmed Al Kaf dianggap terlalu lama mengakhiri laga. Duel tetap dilanjutkan meski tambahan waktu 6 menit sudah berakhir. Alhasil, tuan rumah Bahrain akhirnya berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-99.

Kemarahan suporter juga diluapkan dengan menyerang akun-akun para pemain timnas Bahrain.  

Bahrain tidak terima dengan perlakuan ini dan ngadu ke AFC dan FIFA. BFA meminta kedua otoritas sepak bola internasional itu untuk memindahkan lokasi pertandingan melawan Indonesia pada 25 Maret 2025 ke tempat netrak dengan keamanan para pemain-pemain timnas Bahrain.   

"Seharusnya enggak fair sih. Kenapa dia takut datang ke Indonesia? Kita aja datang ke Bahrain buat menghadapi dia kok dia takut datang ke Indonesia. Seharusnya tetap bermain di Indonesia sih," kata Sananta di Stadion GBK, Jakarta, dilansir dari Antara Selasa (22/10/2024). 

"Kalau enggak kan rugi dong kita datang jauh-jauh ke mereka, kita enggak takut. Dan terus mereka datang ke sini karena takut diserang atau apa. Alasan sih menurutku," katanya. 

Pada kesempatan yang sama, Sananta juga menyoroti fanatisme tinggi suporter timnas Indonesia yang bak dua sisi mata uang. Di satu sisi, mereka memuji-muji para pemain yang tampil bagus, tapi tidak segan-segan memberikan hujatan kepada pemain jika dianggap tampil buruk.

Pada pertandingan sebelumnya melawan China, sebagian suporter menghujat Asnawi Mangkualam. Dia dianggap terlalu sering membuat kesalahan saat bermain lawan China.

Dalam laga ini, timnas Indonesia akhirnya menyerah dengan skor 1-2. 

Sananta juga pernah mengalami nasib serupa. Menurutnya, kesalahan yang dilakukan semua pemain di lapangan adalah hal yang wajar. Namun, itu bukan berarti mereka tak memberikan 100 persen ketika mendapat kesempatan bermain. Oleh karena itu, kata dia, tak seharusnya para suporter dengan mudah langsung menghakimi dan menghujat para pemain.

"Orang ini menyampaikan apa yang salah dari saya kan mungkin ya setiap orang kan punya opini masing-masing. Kayak orangnya, harus Sananta gini, gini, gini. Tapi kan yang kita alami kan kita sudah kerja keras di dalam lapangan, kita sudah membuktikan segalanya," kata Sananta. 

x|close