Ntvnews.id, Jakarta - Pelatih Jose Mourinho boleh saja mendapat segala kemewahan di klub barunya, Fenerbahce. Namun untuk urusan makanan, selera Mourinho sangat tidak berwarna.
Jose Mourinho seperti diketahui bergabung dengan Fenerbahce pada musim panas lalu. Pelatih asal Portuhal tersebut memutuskan pindah ke Turki setelah dipecat oleh AS Roma.
Baca juga: Jose Mourinho Berulah Lagi, Kali Ini Bawa Laptop untuk Protes Keputusan Wasit
Kedatangannya ke Istanbul disambut bak pahlawan. The Special One bahkan mendapat tempat tinggal di hotel dengan harga per malamnya £1,000 atau sekitar Rp20 juta.
Media-media Turki percaya Mourinho tinggal di Four Seasons Hotel yang terletak di kawasan hunian mewah di tepi Selat Bosphorus. Meski demikian, biaya sewa per pekan yang mencapai 7000 £ tidak akan menggerus kantongnya mengingat gajinya mencapai £10 juta per tahun.
Mourinho sebenarnya bisa saja menambah warna kesehariannya dengan wisata kuliner. Tapi nayatanya, mantan pelatih Real Madrid dan Manchester United itu bukan tipe seperti itu. Sebaliknya, setiap malam seperti dilansir dari Daylimail, The Special One selalu menyantap menu yang sama di hotelnya, yakni sup ayam, pizza margherita, es krim, dan air bersoda.
Sementara itu, kemewaha yang diterima Mourinho tentu sebanding dengan tuntutan Fenerbahce yang sedang haus gelar. Sudah lebih 10 tahun sejak terakhir kali Fenerbahce juara.
Tahun lalu, harapan mereka untuk mengakhiri paceklik ini sebenarnya hampir berhasil saat mengumpulkan 99 poin. Sayang, Galatasaray mampu menyalip dan membukukan 102 poin.
Kehadiran Mourinho sejauh ini cukup mengesankan. Tidak hanya tangguh di liga domestik, Fenerbahce juga tampil memukau di Liga Europa musim ini. Laga kontinental mereka berlanjut minggu ini ketika mantan klubnya United melakukan perjalanan ke Stadion Sukru Saracoglu.
Mourinho menghabiskan lebih dari dua tahun menangani MU, memimpin 144 pertandingan dan memberikan dua penghargaan besar, termasuk gelar Liga Europa pertama klub pada tahun 2017.
Meskipun tugasnya sebagai bos United mungkin berakhir begitu saja, ia tetap menjadi manajer yang memberikan penghitungan poin tertinggi bagi United di era pasca-Alex Ferguson.