Ntvnews.id, Jakarta - Juara dunia delapan kali, Marc Marquez ikut terpukul dengan bencana banjir bandang yang menerjang sejumlah tempat di provinsi Valencia. The Baby Allien pun berharap agar seri terakhir MotoGP 2024 dipindah dari sirkuit Ricardo Tormo, Valencia.
Seperti diketahui, hujan lebat yang terpengaruh badai DANA menerjang Valencia, Selasa waktu setempat (29/10/2024). Air bah tidak hanya menghancurkan berbagai fasilitas, tapi diperkirakan telah merenggut setidaknya 95 korban jiwa. Sebagian lagi bahkan masih belum juga ditemukan.
Baca juga: Murid Marc Marquez Sukses Menyamai Rekor Valentino Rossi
Marquez yang tengah berada di Sepang, Malaysia, merasa sedih mendengar kabar ini. Rider asal Spanyol itu juga ikut sedih. Dia bahkan merasa canggung untuk membicarakan lanjutan MotoGP musim ini dalam situasi saat banyak orang berduka dan kesusahan di negaranya, Spanyol.
"Gambar-gambarnya menakutkan. Kami memang jauh, tapi kami telah mengikutinya dengan cermat. Dan sangat menyakitkan melihat orang-orang, terutama orang-orang Spanyol, dalam kondisi seperti itu, dan bagaimana DANA memukul Valencia dalam kasus ini," katanya.
"Jelas sekali, pertanyaan apakah kita mengadakan Grand Prix di sana sama sekali tidak ada artinya, bagi saya adalah suatu kesalahan untuk membicarakannya, ketika ada orang yang tidak memiliki rumah, kita kehilangan banyak orang Spanyol, kita kehilangan nyawa," bebernya.
Menurut Marquez, seluruh sumber daya yang dimiliki warga Spanyol harus dialokasikan kepada para korban. Sementara acara, olahraga, non-olahraga, sepenuhnya hanya bersifat sekunder.
GP Valencia menjadi seri terakhir balapan MotoGP 2024. Balapan yang bisa jadi penentuan juara dunia tersebut sejatinya berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, pada 15-17 November 2024.
Namun sirkuit yang sudah beroperasi selama 25 tahun itu juga terdampak banjir Valencia. Pihak pengelola sejauh ini telah mendata kerusakan yang jadi pertimbangan untuk melanjutkan event.
Sirkuit Valencia sendiri dikenal sebagai lokasi balapan favorit Marquez. Hanya saja, bencana yang melanda wilayah tersebut membuat gairahnya untuk melaju di Ricardo Tormo meredup.
"Perasaan saya jelas: sebagai pembalap Spanyol saya ingin menjalani Grand Prix di Spanyol, dan terlebih lagi di salah satu sirkuit yang paling saya sukai, dan atmosfernya luar biasa," katanya.
"Tapi situasinya seperti ini dan pertama-tama kita harus membantu semua orang yang menjadi tunawisma, yang saat ini tidak memiliki tempat tinggal, makanan, dan sebagainya. Haruskah Grand Prix diadakan atau tidak? Saya tidak ingin membuat pernyataan, tetapi bagi saya... ya, saya membuat pernyataan: itu adalah sebuah kesalahan. Berbicara dari sisi etis," katanya.