Jay Idzes Ceritakan Kisah Kakek Neneknya Saat Tinggal di Indonesia: Rasakan Penjajah Jepang, Sempat Tinggal di Panti

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Des 2024, 06:34
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Pemain timnas Indonesia, Jay Idzes Pemain timnas Indonesia, Jay Idzes (dok PSSI)

Ntvnews.id, Jakarta - Saat ini, banyak pemain keturunan yang menjadi andalan Timnas Indonesia, dengan mayoritas di antaranya memiliki keturunan Belanda, seperti yang dialami oleh Jay Idzes.

Jay Idzes kini menjadi pemain penting di lini belakang Timnas Indonesia. Bek berusia 24 tahun ini bahkan saat ini menjabat sebagai kapten tim.

Baru-baru ini, Jay Idzes memiliki kesempatan untuk menceritakan latar belakang Indonesia yang ada dalam dirinya. Pemain Venezia ini menyebut bahwa sang kakek lahir di Indonesia pada tahun 1939 dan sempat merasakan penjajahan Belanda dan Jepang.

Baca Juga: Ini Kata Erick Thohir Usai Kapten Timnas Indonesia Jay Idzes Cetak Gol Perdana di Serie A

“Kakek saya lahir pada 1939, Indonesia sempat diduduki oleh Jepang saat itu,” ujar Jay Idzes di Podcast The Haye Way.

“Beliau meninggal dunia sekitar satu bulan yang lalu,” tambah Jay Idzes.

Menurut Jay, kehidupan keluarga kakeknya pada masa itu sangat sulit. Bahkan, bisa dibilang mereka cukup miskin.

Jay Idzes juga menyebut bahwa kakeknya sempat tinggal lama di panti asuhan sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ke Belanda.

"Kakek sempat 10 tahun tinggal di panti asuhan. Jadi dia menceritakan padaku beberapa cerita mengenai hal itu,” ungkap Jay Idzes.

Baca Juga: Jay Idzes, Kapten Timnas Indonesia Sempat Didiagnosa Penyakit Trombosis Vena

Kini, Jay Idzes menjadi andalan di lini belakang Timnas Indonesia. Idzes pun menyatakan bahwa keluarganya sangat bangga akan pencapaian ini, terutama sang kakek.

“Sangat bangga tentu saja. Kakek juga bercerita ketika masih muda di Indonesia tidak memiliki uang, jadi dia hanya memanjat tembok untuk menonton pertandingan,” tuturnya.

Jay Idzes juga mengungkapkan asal-usul sang kakek dan nenek. Sang kakek lahir di Semarang, sementara neneknya lahir di Jakarta.

“Nenek saya dari Jakarta dan kakek saya dari Semarang,” tandasnya.

x|close