Ntvnews.id, Jakarta - Miroslav Fernando Momor harus menunda mimpinya berseragam timnas Indonesia. Pemain abroad tersebut gagal menembus skuad Garuda untuk Piala AFF U-16 2024 akibat terjangkit demam berdarah saat menjalani pemusatan latihan di Yogyakarta.
Miroslav Fernando sebelumnya ikut seleksi bersama lima pemain diaspora lainnya, yakni Ocean Erwin Lim (Cardedeu FC), Diego Sinathrya (PSG International), Eizar Tanjung (Sydney FC II), Lucas Raphael Lee (De Anza Force), dan Matthew Sitorus Baker (Melbourne City U-16).
Mereka mendapat kesempatan untuk unjuk kemampuan di depan tim pelatih Timnas U-16.
Fernando tidak hanya mengenyam pendidikan sepak bola di Akademi Atletico Madrid. Pemain kelahiran 8 Agustus 2008 itu juga menjalani pendidikan formal di Negeri Matador.
Dua pekan lalu, Fernando masih sempat mengikuti dua hari latihan (pagi dan sore). Selanjutnya dia dan rekan-rekannya mendapat jatah libur dua hari pada akhir pekan Sabtu dan Minggu. Apesnya, keesokan hari dia drop dan saat diperiksa, dia ternyata terserang demam berdarah. Dia pun batal tampil dalam uji coba melawan Diklat Magelang, Cilo Sportivo, Sabtu (15/5/2024).
“Sayang, Coach Nova (Arianto) belum sempat melihat langsung aksinya, Miro salah satu pemain yang menjanjikan dari sisi skill. Nalurinya mencetak gol sangat tinggi. Sebagai gelandang serang, dia juga kerap mencetak gol," kata legenda timnas Indonesia, Nur'alim yang secara khusus datang ke Yogyakarta untuk melihat langsung perkembangan seleksi Timnas Indonesia U-16.
Miroslav Fernando Momor bersama John Terry (Istimewa)
"Asisten pelatih Timnas U-16 Tommy Haryanto juga bilag dia punya visi yang bagus," katanya.
Dia menambahkan, bermain di Eropa juga telah memberi kematangan bermain pada Fernando. Sebab selama ini mereka sudah terbiasa untuk berperan di lebih dari satu posisi.
"Minimal pemain bisa bermain di dua posisi. Sementara, Miro (panggilan Fernando) malah bermain di empat posisi dengan sangat baiknya. Jika terus diasah dengan baik, ia akan jadi talenta yang amat bermanfaat buat Timnas Indonesia, mengingat amat jarang ada pemain kita yang bisa menjalani multifungsi. Miro aset berharga Indonesia di masa depan,” ujarnya.
Nur’alim yang mengikuti perkembangan Fernando sejak usia dini di FU15 FA Bina Sentra pun memberi dukungan moral. Menurutnya, itu merupakan proses yang harus dilalui oleh pemain.
"Kita berharap bakat Miro bisa bertumbuh di Spanyol sehingga ketika kembali dapat kesempatan seleksi timnas dan bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya,” tutur Nur'Alim berpesan.
Sementara itu, Miroslav Fernando selanjutnya akan fokus untuk penyembuhan dan mengembalikan kondisi fisiknya. Sepulang dari Yogyakarta, dia segera kembali ke Spanyol. Dia harus kembali bersekolah dan mengasah talentanya di akademi sepak bola Atletico Madrid.