Pemain Pelita Jaya Jakarta: IBL Sangat Berkembang di Tangan Dirut Junas Miradiarsyah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Jan 2025, 17:33
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pebasket Pelita Jaya Jakarta Agassi Yeshe Goantara (kanan) berusaha melewati adangan pebasket Dewa United Banten Lester Prosper (kedua kiri) pada pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2025 di Hall Basket Senayan, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (11/1/2025). Pebasket Pelita Jaya Jakarta Agassi Yeshe Goantara (kanan) berusaha melewati adangan pebasket Dewa United Banten Lester Prosper (kedua kiri) pada pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2025 di Hall Basket Senayan, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (11/1/2025). (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemain Pelita Jaya Jakarta, Andakara Prastawa, menilai bahwa Indonesian Basketball League (IBL) telah berkembang pesat menjadi sebuah kompetisi yang bernilai tinggi di bawah kepemimpinan Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah.

"IBL sangat baik penyelenggaraannya dan pertandingannya pun semakin banyak," ujar Prastawa dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Menurutnya, kualitas penyelenggaraan IBL yang terus meningkat juga berdampak pada perkembangan kompetisi bola basket di tingkat SMA dan universitas, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini dinilai positif bagi perkembangan bola basket nasional.

Baca juga: Rans Simba Bogor Raih Kemenangan Perdana di IBL 2025

"Dengan kualitas seperti itu, maka akan memunculkan banyak bakat baru dan tentu saja bagus untuk perkembangan ke depan," lanjutnya.

Sebagai seorang atlet, Prastawa juga mengungkapkan bahwa profesi pemain bola basket kini semakin menjanjikan. "Sebagai atlet olahraga bola basket, kini bisa dibilang sudah bisa menjadi profesi menjanjikan dengan masa depan yang sangat baik," kata kapten Pelita Jaya tersebut.

Perjalanan Kepemimpinan Junas Miradiarsyah

Berdasarkan data IBL, Junas Miradiarsyah telah menjabat sebagai Direktur Utama sejak 24 Juli 2019, dengan musim perdananya memimpin liga pada tahun 2020. Di tengah tantangan pandemi COVID-19, Junas mampu menyelenggarakan kompetisi dengan baik, menjadikannya salah satu periode kepemimpinan terlama di IBL, yaitu hampir enam tahun.

Musim 2025 merupakan musim keenam di bawah kepemimpinan Junas sekaligus musim ke-22 bagi IBL sejak pertama kali digelar pada 2003, setelah era Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama).

Lima Prestasi Utama di Bawah Kepemimpinan Junas

Menurut data IBL, Junas telah mencatatkan lima pencapaian besar selama masa kepemimpinannya:

1. Membangkitkan Liga di Tengah Pandemi

Di masa pandemi COVID-19, IBL berhasil bangkit dari ancaman kehancuran. Kompetisi tetap terselenggara dengan menerapkan protokol kesehatan dan menggunakan konsep bubble pada tahun 2021, menjadikan IBL pionir dalam penyelenggaraan olahraga nasional di masa pandemi.

2. Jumlah Peserta Kompetisi Terbanyak

Setelah sempat menurun menjadi sembilan peserta pada tahun 2019, jumlah peserta IBL melonjak menjadi 16 tim pada musim 2022, angka tertinggi sepanjang sejarah liga.

3. Periode Kompetisi Terlama dan Jumlah Pertandingan Terbanyak

Durasi kompetisi yang sebelumnya hanya 3,5 bulan kini menjadi 6,5 bulan, dengan jumlah pertandingan meningkat dari 97 menjadi 240 per musim. Peningkatan ini mencatatkan sejarah baru bagi IBL pada tahun 2023.

4. Penerapan Format Home-Away

Pada tahun 2024, IBL mengubah format kompetisinya dari sistem series menjadi home-away. Revolusi ini tidak hanya meningkatkan kualitas liga tetapi juga membangun industri olahraga bola basket di Indonesia.

5. Peningkatan Kuota Pemain Asing dan Naturalisasi

Dengan adanya kuota tiga pemain asing serta kategori pemain naturalisasi dan heritage, kualitas kompetisi semakin meningkat. Hal ini menciptakan persaingan yang lebih ketat di antara pemain lokal dan asing.

Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menyatakan bahwa perjalanan membangun industri olahraga bola basket masih panjang.

"Lewat breakthrough (terobosan) menggelar IBL secara profesional, mengatur sport event, kami meyakini industri melihat potensi besar yang ada dan turut terlibat serta berpartisipasi dalam menghidupkan lebih besar olahraga bola basket ini, agar kompetitif, menghibur, sekaligus menggagas standar baru penyelenggaraan acara olahraga," ujarnya.

Dinamika Perjalanan IBL

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2003, IBL telah mengalami berbagai perubahan dan tantangan. Dalam buku "20 Tahun Perjalanan IBL", tercatat beberapa pemimpin liga sebelumnya, di antaranya Ary Sudarsono (2003), Agus Mauro (2004-2006), Hasani Abdulgani (2007-2009), Azrul Ananda di era NBL (2010-2015), dan Hasan Gozali (2016-2019). Junas kemudian memimpin IBL sejak 2019 hingga saat ini, membawa liga ke arah yang lebih profesional dan kompetitif.

(Sumber: Antara)

x|close