Ntvnews.id, Jakarta - Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) dipastikan bergemuruh sore ini, Kamis (6/6/2024). Puluhan ribu pendukung Timnas Indonesia bakal memadati stadion legendaris itu untuk mendukung Garuda menghadapi Irak pada kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kemenangan jadi sangat dinantikan publik Tanah Air. Maklum dalam dua pertandingan terakhir timnas di GBK, magis yang mereka hadirkan lewat sorak-sorai dan nyanyian tidak sia-sia.
Sebelum bertemu Irak, timnas Indonesia seperti diketahui berhasil mengalahkan Brunei Darussalam 6-0 di GBK pada putaran pertama babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Setelah itu, timnas Indonesia kembali menang 1-0 atas Vietnam pada putaran kedua.
Pemain timnas Indonesia jelang duel melawan Tanzania (dok PSSI)
Pelatih Shin Tae-yong siap mewujudkan harapan publik Tanah Air. Meski masih menyisakan satu laga lagi melawan Filipina (11/6/2026), STY bertekad mengejar kemenangan melawan Irak. Selain untuk menuntaskan dendamnya setelah kalah di dua laga sebelumnya, tiga poin dari Singa Mesopotamia sudah cukup untuk memastikan langkah Skuad Garuda ke putaran ketiga.
(Preview pertandingan bisa Anda simak lewat tautan ini)
Namun bukan hanya Indonesia yang mengejar tuah GBK. Irak juga sama. Singa Mesopotamia ternyata punya kenangan yang indah saat tampil di stadion kebanggan masyakarat Indonesia itu.
Apalagi kalau bukan momen Piala Asia 2007 lalu. Saat itu, Irak berpesta di GBK setelah keluar sebagai juara usai mengalahkan Arab Saudi dengan skor tipis 1-0 pada final, 29 Juli 2007.
Satu-satunya gol pada pertandingan ini dicetak legenda timnas Irak, Younis Mahmoud.
????? “It was in this very goal that I scored the best goal of my life and it was against Saudi Arabia 17 years ago!”
- Younis Mahmoud
How many of you remember Iraq lifting the Asian Cup in 2007, in Jakarta?? ???? ???????????????????????? pic.twitter.com/U7zOVUCCjW
— Iraq Football Podcast (@IraqFootballPod) June 5, 2024
Indonesia juga sebenarnya tampil memukau pada laga ini. Momen Piala Asia 2007 juga dikenal sebagai salah satu kebangkitan euforia tim Merah Putih yang sempat tidur cukup lama.
Selama ajang ini, puluhan ribu penonton selalu memadati GBK setiap timnas bermain. Tidak hanya dari ibu kota, mereka berdatangan dari luar ibu kota. Sayang, Indonesia diperkuat oleh pemain-pemain terbaik Liga Tanah Air gagal melaju ke fase knock out setelah tampil spartan di penyisihan grup. Langkah Budi Sudarsono cs tertahan di urutan ketiga klasemen akhir grup D.