Ntvnews.id, Jakarta - Filipina bakal menghadapi laga yang tidak mudah saat bertemu Indonesia pada lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Meski sempat menahan imbang Garuda Muda di Rizal Memorial Stadium pada pertemuan sebelumnya, rintangan The Azkals kini jauh lebih berat.
Pelatih Filipina, Tom Saintfiet dalam jumpa pers prematch bercerita panjang lebar tentang Tim Merah Putih. Intinya, dia sangat mengenal jeroan Timnas Indonesia yang saat ini dihuni banyak pemain naturalisasi dari Belanda. Sainfiet juga mengikuti perkembangan Tim Merah Putih dari waktu ke waktu hingga bisa melihat perubahan besar pada skuad asuhan Shin Tae-yong.
Menurut Sainfiet, Timnas Indonesia saat ini sangat berbeda dari tim yang dulu berhasil mereka tahan imbang 1-1 di Filipina. "Kami tidak berhadapan dengan Indonesia sejak 7 sampai 8 bulan lalu, dan kami akan berhadapan dengan tim yang berbeda," kata kata Tom Saintfiet.
"Saya sangat kagum melihat permainan Indonesia meskipun akhirnya kalah lawan Irak. Mereka menciptakan banyak peluang, dan kita tahu Irak adalah kekuatan besar di Asia. Jadi kami akan berhadapan dengan tim yang sangat-sangat kuat dengan pemain-pemain berkualitas yang bermain di liga dengan level yang tinggi," ujar pelatih asal Belgia itu menambahkan.
Di luar hal teknis, The Azkals juga harus siap menghadapi tekanan publik tuan rumah di SUGBK. Pasalnya, puluhan ribu para pendukung timnas Indonesia sudah siap 'meneror' para pemainnya.
Bagi Sainfiet ini sebenarnya merupakan hal yang biasa. Namun dia tidak tahan dengan ancaman pembunuhan yang dialamatkan penggemar timnas Indonesia kepada dia dan pemainnya.
"Saya dapat banyak pesan dari fans Indonesia. Saya dapat banyak ancaman pembunuhan dan itu tidak bagus. Saya tidak terbiasa dengan hal itu. Menurut saya, bagi orang-orang yang mengenal saya, saya adalah pelatih yang adil, dan mungkin ada semacam keliru penerjemahan,” katanya.
Saintfiet bercerita, ancaman berdatangan setelah komentarnya kepada jurnalis Vietnam usai kekalahan 2-3 yang dialami timnya di My Dinh Stadium muncul di beberapa media di Indonesia.
Saat itu dia sempat ditanyai pendapatnya oleh pewarta Vietnam mengenai kemungkinan Vietnam lolos ke putaran selanjutnya. Sang pelatih mengaku ia hanya memberikan komentar jujur mengenai tim asuhannya tetapi disalah pahami sebagai perang urat syaraf kepada Indonesia
"Saya sama sekali tidak perduli dengan Vietnam, saya tidak perduli dengan Indonesia. Saya hanya perduli terhadap Filipina. Saya mewakili Filipina dan ingin menang untuk Filipina," tegasnya.
Sainfiet sendiri sebenarnya belum terlalu lama menukangi Filipina. Dia datang ke Manlia Maret lalu. Meski demikian, pria berusia 51 tahun itu cukup yakin mampu mencuri kemenangan di GBK.