Eks Belanda Nyinyir: Mending Kerja Daripada Nonton Indonesia di Piala Dunia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Mar 2025, 11:09
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Pengamat sepak bola sekaligus mantan pesepakbola Timnas Belanda, Kees Kwakman. Pengamat sepak bola sekaligus mantan pesepakbola Timnas Belanda, Kees Kwakman. (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Pengamat sepak bola sekaligus mantan pesepakbola Belanda, Kees Kwakman, melontarkan kritik tajam terhadap kemungkinan keikutsertaan Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026.

Dalam podcast Voetbalpraat, Kwakman menyatakan bahwa Indonesia belum layak tampil di turnamen bergengsi tersebut, sekaligus menyoroti format baru yang kini melibatkan 48 tim.

Baca Juga: Kulik Liga 1, Dorongan Besar bagi Sepak Bola dan Ekonomi Indonesia

Kwakman menilai kehadiran tim debutan seperti Indonesia justru berisiko menurunkan kualitas kompetisi. Ia mengaku lebih memilih bermain Rummikub, permainan papan mirip mahjong, ketimbang menonton pertandingan Indonesia di Piala Dunia.

Format baru Piala Dunia yang diperluas menjadi 48 tim memang mengundang berbagai pendapat. Bagi Kwakman, perluasan ini membuka peluang bagi negara-negara yang secara kualitas belum siap bertanding di level tertinggi.

“Dengan perluasan Piala Dunia menjadi 48 negara, Anda juga mendapatkan negara-negara seperti Indonesia. Saya mendoakan yang terbaik untuk pemain mereka, dan tentu saja mereka mengejar impiannya dan jika mereka berhasil, itu luar biasa, tetapi astaga,” ujarnya dikutip dari @fakta.indo, pada Jumat, 28 Maret 2025.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Fakta Group | Fakta Indo (@fakta.indo)

Kritik Kwakman bukan tanpa dasar. Usai menyaksikan laga uji coba antara Indonesia dan Bahrain pada 25 Maret, ia merasa permainan Indonesia kurang menarik. Menurutnya, tempo permainan yang lambat dan banyaknya pemain yang mengalami kram menjadi catatan negatif.

"Ketimbang nonton Ole Romeny melawan Sudan di Piala Dunia, misalnya, maka saya akan lebih memilih untuk bekerja saja," tutur Kwakman.

x|close