Yusuf Dikec, Si 'Pembunuh Bayaran' Olimpiade Paris 2024 Ungkap Senjata Rahasianya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Agu 2024, 08:30
Marco Tampubolon
Penulis & Editor
Bagikan
Yusuf Dikec Yusuf Dikec (Twitter)

Ntvnews.id, Jakarta - Atlet menembak asal Turki, Yusuf Dikec akhirnya buka suara setelah aksinya di Olimpiade Paris 2024 viral. Pria berusia 51 tahun menjadi sorotan karena gayanya yang super cuek saat tampil pada nomor 10 meter air pistol pada Selasa lalu (30/7/2024).

Saat itu, Dikec yang diketahui merupakan jebolan pasukan Elite Turki tampil dengan busana kasual. Dia bahkan tidak mengenakan alat bantu lain seperti atlet-atlet lainnya. Gayanya, juga terlihat sangat santai dengan satu tangan dimasukkan ke dalam kantong celananya.

Baca juga: Sosok Yusuf Dikec, Atlet Tembak Asal Turki Peraih Medali Perak yang Gayanya Nyentrik

Saat itu, Dikec berpasangan dengan Sevvall Tarhon dan mereka berhasil merebut perak. 

Gaya menembak Dikec pun viral di media sosial. Kehebohan semakin menjadi setelah beberapa netizen kreatif lalu membuat meme yang menggelitik tentang gaya menembak Dikec. Tidak sedikit yang menyamakannya dengan gaya 'pembunuh bayaran' dalam menjalankan misi terakhir.

"Saya tidak menyangka hal ini akan menciptakan kehebohan seperti itu. Kami baru saja masuk ke posisi menembak dan melakukan tembakan. Setiap penembak memiliki posisi kuda-kuda yang sesuai dengan anatominya masing-masing. Posisi kuda-kuda saya adalah posisi yang paling nyaman dan stabil bagi saya. Meskipun kami terlihat tenang di luar, ada badai di dalam,” kata Yusuf Dikec seperti dilansir dari Hindustan Times, Senin (5/8/2024).

Yusuf Dikec <b>(IG: Yusuf Dikec)</b> Yusuf Dikec (IG: Yusuf Dikec)

Dikec memang terlihat sangat santai di Chateauroux Shooting Centre, Dikec memang terlihat sangat santai. Saat atlet-atlet lainnya mengenakan pelindung mata, lensa tambahan, dan penutup telingan yang tebal, Dikec justru hanya memakai penutup telinga dan kaca mata biasa. 

Meski demikian, Dikec mengaku kalau pertarungan yang dihadapi tidaklah mudah. Persiapannya untuk menghadapi momen krusial itu juga membutuhkan pengorbanan besar. 

Halaman
x|close