AS Tunda Penerapan Tarif Kendaraan Listrik Asal China

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Sep 2024, 10:44
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Ilustrasi. Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: Reuters) Ilustrasi. Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: Reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - Amerika Serikat (AS) kembali menunda rencana memberlakukan tarif besar-besaran terhadap produk China, termasuk kendaraan listrik dan material baterai, chip semikonduktor dan sel surya.

Pada Jumat (30/8/2024), pemerintahan Joe Biden mengatakan akan segera membuat keputusan akhir tentang tarif, meskipun masih berupaya membuat keputusan untuk rencana yang diusulkan, menurut laporan dari Automotive News.

Negara Paman Sam itu diperkirakan akan meluncurkan tarif sebesar 100 persen untuk kendaraan listrik China, 50 persen untuk semikonduktor dan sel surya, dan 25 persen untuk material penting yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik, berdasarkan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump pada 2018 dan 2019.

Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengatakan pihaknya "terus mengembangkan penentuan akhir mengenai usulan modifikasi" tarif.

"USTR terus mengembangkan penentuan akhir terkait usulan modifikasi tindakan dalam investigasi Pasal 301 atas Undang-Undang, Kebijakan, dan Praktik Republik Rakyat Tiongkok yang Terkait dengan Transfer Teknologi, Kekayaan Intelektual, dan Inovasi," kata juru bicara USTR dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Teslarati, Minggu (1/9/2024).

Baca Juga: AS Tawarkan Dana Hibah Rp8 Triliun, Perluas Infrastruktur Pengisian Daya Mobil Listrik

"Seiring dengan berlanjutnya pekerjaan ini, USTR berharap dapat mengumumkan keputusan akhir dalam beberapa hari mendatang," lanjut lembaga tersebut.

Tarif yang lebih tinggi tersebut awalnya ditetapkan untuk mulai berlaku pada awal bulan ini, meskipun pada 30 Juli, USTR mengumumkan mereka akan menunda rencana tersebut hingga September. 

Mengenai alasannya, lembaga tersebut mencatat mereka sedang mengevaluasi lebih dari 1.100 komentar publik dari mereka yang berkecimpung di industri otomotif, dengan menetapkan batas waktu lebih lambat yakni pada 31 Agustus.

Pengumuman pada Jumat itu semakin mengulur rencana tersebut, meskipun masih belum jelas kapan lembaga itu berencana untuk meluncurkan tarif tersebut. 

Kabar itu juga muncul setelah Kanada mengusulkan tarif serupa pekan lalu, dan setelah Uni Eropa (UE) meluncurkan tarif besar-besaran pada kendaraan listrik China dalam beberapa bulan terakhir.

x|close