Demi Ekspansi Kendaraan Listrik, Stellantis Incar Pasokan Nikel di Indonesia

NTVNews - 15 Mei 2024, 10:23
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Stellantis mengincar pasokan nikel di Indonesia untuk pengembangan kendaraan listrik. (Foto: Teslarati) Stellantis mengincar pasokan nikel di Indonesia untuk pengembangan kendaraan listrik. (Foto: Teslarati)

Ntvnews.id, Jakarta - Perusahaan manufaktur otomotif multinasional Stellantis mengincar pasokan nikel Indonesia.

Produsen mobil tersebut dilaporkan sedang mendiskusikan potensi investasi pada pabrik peleburan nikel di Indonesia dengan PT Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt yang berbasis di China.

Pembicaraan Stellantis dengan Vale dan Huayou mengisyaratkan jika perusahaan masih meyakini akan masa depan kendaraan listrik.

Dilansir dari Teslarati, Rabu (15/5/2024), Stellantis sedang berbicara dengan Vale dan Huayou Cobalt untuk mengamankan logam baterai untuk rencana ekspansi kendaraan listriknya.

PT Vale Indonesia merupakan penambang nikel yang berinvestasi di Pulau Sulawesi. Sementara itu, Huayou merupakan salah satu produsen nikel dan kobalt terbesar di dunia.

Stellantis, Vale, dan Huayou Cobalt sedang mempertimbangkan investasi di pabrik pencucian asam bertekanan tinggi di Indonesia.

Pabrik tersebut akan mengubah bijih nikel kadar rendah menjadi logam bermutu baterai, yang memungkinkan digunakan pada kendaraan listrik.

Jika produsen mobil ini bisa mendapatkan investasi dalam rantai pasokan nikel di Indonesia, maka mereka akan mengambil langkah penting dalam rencana elektrifikasi senilai €50 miliar atau sekitar Rp870,6 triliun.

Stellantis berencana mewujudkan emisi karbon nol bersih pada 2038. Mengamankan rantai pasokan baterai untuk produksi kendaraan listrik akan membantu Stellantis mencapai tujuannya.

Stellantis bukan satu-satunya produsen mobil yang mengincar pasokan nikel di Indonesia. Tesla diduga telah berbicara dengan Indonesia selama bertahun-tahun tentang cadangan nikelnya.

Pada 2022, laporan menyebutkan Tesla menandatangani kontrak senilai US$5 miliar atau sekitar Rp80,4 triliun untuk membeli produk nikel dari Indonesia.

Selain itu, pada akhir 2023, Tesla dikabarkan mengunjungi pabrik nikel di Indonesia untuk menjajaki potensi investasi.

Ford juga berinvestasi di industri nikel Indonesia. Pada Maret 2023, Ford mengumumkan kemitraan dengan dua perusahaan lain untuk membangun fasilitas pengolahan nikel di Indonesia.

Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS) itu menginvestasikan US$4,5 miliar atau sekitar Rp72,3 triliun pada fasilitas nikel.

x|close