Ntvnews.id, Jakarta - Pabrikan mobil listrik asal China, BYD dikabarkan bersiap meluncurkan sistem smart driving besutan sendiri.
Melansir ArenaEV, Rabu (22/10/2024), upaya ini akan menjadi langkah penting dimana sebelumnya perusahaan menggunakan pihak ketiga untuk sistem bantuan pengemudi canggih kendaraan mereka.
BYD smart driving diagendakan bakal dirilis paling cepat November 2024. Algoritma internal milik BYD ini bakal mendukung smart driving milik perusahaan, yakni DiPilot.
DiPilot adalah platform komputasi milik BYD yang akan hadir dalam berbagai konfigurasi tergantung pada daya pemrosesan data. DiPilot 100, yang dirancang untuk sistem dengan 100 triliun operasi per detik (TOPS) atau kurang, dengan menggunakan chip Drive Orin N milik Nvidia dan chip Journey 5 milik Horizon Robotics.
Sementara untuk kendaraan yang lebih tangguh, DiPilot 300 dan DiPilot 600 akan memanfaatkan chip Nvidia Orin X, yang menawarkan daya komputasi hingga 508 TOPS.
Langkah menuju pengembangan internal ini menunjukkan ambisi BYD untuk mengendalikan kekuatan teknologi yang ada saat ini dan bersaing langsung dengan raksasa industri seperti Tesla, yang diketahui telah lama mengembangkan sistem autopilot dan full self-driving (FSD).
BYD telah berkolaborasi dengan berbagai produsen chip, termasuk Nvidia, Horizon Robotics, dan Black Sesame Technologies. BYD juga dikatakan telah menginvestasikan upaya terbesar dalam mengembangkan algoritma sendiri berdasarkan platform Drive Orin milik Nvidia.
Peluncuran awal algoritma internal BYD akan difokuskan pada model kendaraan dengan harga di atas RMB 200.000 (sekitar Rp438 jutaan).
Namun, perusahaan berencana mendemokratisasi teknologi ini, dengan tujuan melengkapi jajaran kendaraan dalam kisaran harga RMB 100.000 (sekitar Rp219 jutaan), dengan kemampuan smart driving tinggi pada 2025.
Langkah ini sangat ambisius dan dapat berdampak signifikan terhadap adopsi fitur bantuan pengemudi tingkat lanjut untuk produksi secara massal. Kemajuan pesat BYD di bidang berkendara cerdas dapat dikaitkan dengan beberapa faktor.
Pertama, rantai pasokan telah matang. Kedua, perusahaan telah mempekerjakan tim berpengalaman dari perusahaan otomotif lain.
Hal itu memungkinkan BYD mempercepat proses pengembangan dan ditambah dengan perubahan organisasi terkini sehingga BYD memiliki pendekatan yang fokus pada inovasi.
Sementara itu, selain pengembangan algoritma sendiri, BYD juga dilaporkan tengah menjajaki pengembangan chip penggerak pintar sendiri.
Strategi integrasi vertikal ini diharapkan akan meningkatkan kendali BYD atas teknologi yang dimiliki dan berpotensi mengurangi ketergantungannya pada pemasok eksternal.