Ntvnews.id, Jakarta - Produsen mobil listrik China, Neta, dilaporkan menghentikan produksi di pabrik Zhejiang dan memangkas gaji karyawan karena kinerja penjualan produknya menurun di China.
Melansir Car News China, Kamis, 7 November 2024, mengutip laporan DoNews yang menyebutkan pabrik Neta di Tongxiang, Zhejiang, menghentikan produksi selama setengah bulan.
Pabrik tersebut merupakan pabrik manufaktur utama merek tersebut yang direncanakan memiliki kapasitas produksi 200.000 unit kendaraan. Pabrik tersebut terutama memproduksi crossover Neta L.
Tahun ini, Neta juga dilaporkan memangkas gaji karyawannya. Pada Oktober 2024, sejumlah pekerja Neta mengklaim perusahaan gagal membayar gaji bulan sebelumnya tepat waktu karena berutang kepada pemasok.
Pada saat yang sama, gaji karyawan level tinggi Neta dipotong hingga 30 persen. Dalam tanggapan resmi yang disampaikan pada 31 Oktober, Neta mengatakan perusahaan meluncurkan rencana insentif ekuitas untuk seluruh staf.
Perusahaan yang merupakan bagian dari Hozon Auto itu akan mengambil 5 persen saham sebagai insentif bagi karyawan menurut rencana penggajian baru yang diumumkan secara internal.
Neta didirikan pada 2018 oleh Hozon Auto sebagai produsen kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV).
Perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan terjangkau ini pada 2022 berhasil melampaui pabrikan mobil lain seperti Li Auto, Nio dan Xpeng, dengan volume produksi tahunan lebih dari 150.000 unit mobil.
Saat itu, Neta memutuskan untuk naik kelas dengan meluncurkan model yang secara teknis canggih dengan harga yang lebih tinggi. Lini model Neta saat ini yaitu Neta Aya (Neta V II), Neta X, Neta GT, Neta L, Neta S, dan Neta S Hunting.
Namun, volume penjualan mobilnya justru terus menurun di China. Dari Januari hingga September 2024, Neta hanya mengirimkaan 53.853 unit kendaraan di dalam negeri, kurang dari 30 persen dari target penjualan tahunannya.
Menurut orang dalam industri, Neta mengirimkan sekitar 4.500 unit kendaraan pada Oktober, atau turun 40 persen dari bulan sebelumnya.
Penurunan penjualan tersebut antara lain dipengaruhi masalah pengiriman Neta S Hunting. Hal ini diketahui dari banyaknya komentar pelanggan di akun Weibo CEO Neta Zhang Yong.
Menurut sumber-sumber di China, Neta tidak dapat mengirimkan varian Pro dari S Hunting karena ada aksesori yang hilang. Kinerja penjualan model mobil Neta lainnya juga kurang baik.
Di sisi lain, kerugian bersih perusahaan induk Neta, Hozon Auto, meningkat dari tahun ke tahun di China.
Dimana nilai kerugian bersihnya meningkat dari 4,84 miliar yuan (Rp10,66 triliun) pada 2021 menjadi 6,67 miliar yuan (Rp14,7 triliun) pada 2022, dan 6,87 miliar yuan (Rp15,14 triliun) pada 2023.
Kendaati secara keseluruhan penjualan mobilnya melambat di China, namun Neta punya harapan di pasar luar negeri.
Neta telah memasuki beberapa pasar di Asia Tengah, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika Selatan serta berniat memasuki pasar Eropa.
Neta juga disebutkan memiliki pabrik di luar negeri di Thailand yang mulai beroperasi pada November 2023.