Ntvnews.id, Jakarta - Nissan telah mengumumkan bakal memangkas 9.000 karyawan di seluruh dunia. Tindakan tersebut sebagai bagian dari Langkah perusahaan dalam membendung kerugian.
Melansir Reuters, Jumat, 8 November 2024, pabrikan mobil asal Jepang itu juga menyatakan akan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20 persen.
Tak hanya itu, Nissan berencana melakukan penghematan biaya sebesar US$2,6 miliar setelah mengalami kerugian dalam tiga bulan hingga akhir September.
Upaya tersebut dilakukan Nissan karena perusahaan sedang berjuang melawan penurunan penjualan di China dan Amerika Serikat (AS).
Nissan juga memangkas perkiraan laba operasi tahunannya sebesar 70 persen menjadi 150 miliar yen (US$975 juta), revisi penurunan kedua tahun ini.
Perusahaan itu merevisi perkiraan laba bersihnya karena upaya restrukturisasi yang sedang berlangsung, yang menurut Nissan akan memangkas biaya sebesar 400 miliar yen (US$2,6 miliar) tahun fiskal ini.
Nissan menjadi salah satu dari banyak pabrikan mobil asing yang berjuang di China, dirugikan oleh meningkatnya persaingan dari pabrikan lokal yang lebih agresif di segmen kendaraan listrik yang tumbuh pesat.
Pabrikan mobil yang berbasis di Yokohama itu juga berjuang melawan penurunan penjualan di pasar utama lainnya yakni AS, yang tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan segera.
CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan, perusahaan belum memiliki jajaran model hybrid dan plug-in hybrid yang dibutuhkan untuk pasar AS.
"Kami tidak memperkirakan HEV akan meningkat pesat (di AS). Kami mulai memahami tren ini menjelang akhir tahun fiskal lalu," kata Uchida dalam keterangannya.
Namun, dia menambahkan, perubahan pada model inti perusahaan tidak berjalan semulus yang direncanakan.
Merespon penurunan penjualan, Nissan berencana memangkas kapasitas produksinya sebesar 20 persen, mengurangi waktu pengembangan kendaraan menjadi 30 bulan, dan memperdalam kolaborasi dengan mitranya termasuk Renault Group dan Mitsubishi Motors.
Perusahaan juga menjual hingga 10 persen sahamnya di Mitsubishi Motors untuk mengumpulkan hingga 68,6 miliar yen.
"Secara global, saat ini kami memiliki 25 lini produksi kendaraan. Rencana kami saat ini adalah mengurangi kapasitas operasional maksimum dari 25 lini ini sebesar 20 persen," kata Chief Monozukuri Officer Hideyuki Sakamoto.
"Salah satu metode khusus untuk ini adalah mengubah kecepatan lini dan pola perpindahan, sehingga meningkatkan efisiensi personel operasional," sambungnya.
Sementara dari 133.580 karyawan, perusahaan berencana melakukan PHK terhadap 9.000 orang, yang berarti kehilangan 6,7 persen stafnya.
Sedangkan laba operasional untuk kuartal kedua (Q2) Juli-September anjlok sekitar 85 persen menjadi 31,9 miliar yen. Angka ini jauh di bawah estimasi konsensus LSEG sebesar 66,8 miliar yen.
Penjualan global Nissan turun 3,8 persen menjadi 1,59 juta kendaraan untuk paruh pertama tahun keuangan, sebagian besar disebabkan oleh penurunan 14,3 persen di Cina.
Penjualan di AS turun hampir 3 persen menjadi sekitar 449.000 kendaraan. Secara keseluruhan, kedua pasar tersebut menyumbang hampir setengah dari penjualan global Nissan berdasarkan volume.