Ntvnews.id, Jakarta - Ford telah membuat keputusan memangkas produksi mobil listriknya.
Hal ini disebabkan permintaan kendaraan listrik telah menunjukkan tanda-tanda perlambatan pada sebagian besar pasar global di Amerika Utara dan Eropa.
Menurut surat kabar Jerman Kölner Stadt-Anzeiger (melalui Automobilwoche), seperti dikutip dari Drive, Senin, 18 November 2024, Ford telah mengeluarkan memo kepada karyawan.
Dimana jam kerja karyawan di pabrik Ford di Cologne yang memproduksi mobil listrik Capri dan Explorer telah dikurangi menjadi jadwal seminggu kerja seminggu libur hingga Natal.
"Kami memproduksi lebih banyak mobil daripada yang dapat kami jual," demikian bunyi memo internal perusahaan.
"Kami dapat mengonfirmasi Ford akan mengajukan permohonan kepada Badan Ketenagakerjaan Federal untuk pekerjaan jangka pendek karena kondisi pasar kendaraan listrik yang memburuk dengan cepat," kata juru bicara perusahaan berjuluk "Blue Oval" kepada surat kabar Jerman Kölner Stadt-Anzeiger, menanggapi memo yang bocor tersebut.
Untuk Explorer, Ford mengumumkan versi listriknya pada 2023, dan produksinya baru dimulai Juni tahun ini. Sedangkan Capri listrik lebih baru lagi, dengan debutnya pada Juli 2024 dan produksinya dimulai Oktober lalu.
Ford sebelumnya telah menginvestasikan US$US2 miliar (sekitar Rp31,707 triliun) demi mengubah pabriknya untuk memproduksi kendaraan listrik.
Hal ini terjadi setelah Ford menghentikan produksi truk pikap listrik F-150 Lightning di Amerika Serikat (AS) selama enam minggu, yang dimulai dari 18 November hingga 6 Januari, dan membatalkan rencana memproduksi SUV listrik tiga baris.
"Kami terus menyesuaikan produksi untuk mendapatkan perpaduan optimal antara pertumbuhan penjualan dan profitabilitas," kata juru bicara Ford kepada kantor berita Reuters.
Pada April 2024, raksasa otomotif asal AS itu memangkas produksi F-150 Lightning menjadi satu shift, setelah mengumumkan pengurangan produksi dari tiga shift menjadi hanya dua shift pada Oktober 2023.
Menurut media otomotif Jerman Automobilwoche, menurunnya permintaan kendaraan listrik di Eropa berdampak besar terhadap Ford dibandingkan para pesaingnya.
Apalagi perusahaan tersebut tidak lagi menawarkan berbagai model kendaraan bensin dan diesel guna mengimbangi buruknya penjualan mobil listrik.