NTVNews.id - Sepeda motorcross listrik, seperti Stark Varg, terbukti memiliki mesin yang tangguh.
Bahkan kendaraan tersebut sanggup bersaing dengan motor 450cc paling modern. Demikian dilansir dari RideApart, Selasa (30/4/2024).
Namun, Federasi Sepeda Motor Internasional (Fédération Internationale de Motocyclisme/FIM) melarang kendaraan tersebut berlaga di kelas yang sama. Akibat torsi instan 80 tenaga kuda yang dihasilkan pada holeshot.
Kendati memiliki keunggulan, namun ada satu area di mana Stark Varg tidak bisa menandingi motorcross konvensional, yakni kopling, atau lebih tepat sebagai kekurangannya.
Pengendara motorcross biasanya menggunakan kopling untuk keluar dari tanjakan supercross, guna menjaga roda depan tetap terangkat di medan yang kasar, atau ketika melewati serangkaian gundukan.
Kondisi itu membuat pengendara mengendalikan kopling agar motorcross tersebut dapat tetap melaju.
Pengoperasian Stark tanpa kopling adalah salah satu kelemahan yang dirasa para pengendara yang menghambat mereka melakukan manuver yang biasa mereka lakukan.
Nah, saat Yamaha meluncurkan sepeda motorcross listrik pertamanya, sepertinya mereka telah mengembangkan solusi yang menyerupai kopling.
Yamaha menggunakan sensor untuk mendeteksi ketika roda depan mulai kehilangan traksi. Saat ini terjadi, motor secara otomatis akan meningkatkan putaran motor guna menjaga roda depan tetap terangkat.
Fitur ini mensimulasikan efek kopling, memungkinkan pengendara untuk melakukan manuver yang sama seperti pada motorcross konvensional.
Keuntungan utama dari sistem ini adalah memungkinkan pengendara memanfaatkan torsi instan motor listrik tanpa perlu menggunakan kopling manual.