Mulai 1 Agustus, Tarif AS Terhadap Kendaraan Listrik China Berlaku

NTVNews - 25 Mei 2024, 17:42
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Ilustrasi. Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: U.S Department of Transportation) Ilustrasi. Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: U.S Department of Transportation)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemberlakukan tarif baru yang tinggi terhadap impor China ke Amerika Serikat (AS), termasuk kendaraan listrik, akan berlaku pada 1 Agustus mendatang.

Hal merupakan sebuah langkah yang menurut pemerintahan Joe Biden akan melindungi lapangan kerja lokal. Demikian dilansir dari Carscoops, Sabtu (25/5/2024).

Presiden Joe Biden mempertahankan sejumlah tarif yang diberlakukan oleh Donald Trump dan meningkatkan tarif lainnya.

Misalnya, tarif impor kendaraan China akan naik dari 25 persen menjadi 100 persen. Ini termasuk kendaraan listrik murni (BEV) dari semua ukuran, serta plug-in hybrid.

Baterai dari China juga akan dikenakan tarif yang mahal. Misalnya, bea masuk untuk baterai akan naik dari 7,5 persen menjadi 25 persen. Ini akan berlaku mulai 1 Januari 2026.

Tarif sebesar 50 persen juga akan diberlakukan untuk semikonduktor mulai 1 Januari 2025, sementara berbagai tarif telah dikenakan terhadap mineral penting yang digunakan dalam baterai, melonjak menjadi 25 persen mulai 1 Agustus 2024.

Perwakilan Dagang AS akan membuka periode 30 hari untuk komentar publik hingga ditutup pada 28 Juni. Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan tarif baru tersebut dibenarkan karena China mencuri kekayaan intelektual AS.

China tidak senang dengan tarif tersebut. Awal pekan ini, Kedutaan Besar China di Washington mengatakan kenaikan tarif tersebut tidak hanya akan mengganggu kerja sama ekonomi dan perdagangan normal antara China dan AS, tetapi juga secara signifikan meningkatkan biaya barang impor, menimbulkan lebih banyak kerugian pada perusahaan dan konsumen AS, dan membuat konsumen Negeri Paman Sam itu membayar lebih banyak lagi.

AS mengimpor barang-barang dari China senilai US$427 miliar atau sekitar Rp6,8 kuadriliun dari China pada 2023. Ini jauh lebih besar daripada barang senilai US$148 miliar (Rp2,3 kuadriliun) yang diimpor China dari AS.

Pemerintah China telah akan memberlakukan tarif sebesar 25 persen terhadap mobil impor bermesin besar sebagai tanggapan atas tarif AS.

Tarif baru yang diberlakukan pemerintahan Biden membuat produsen mobil listrik China untuk menjual kendaraan mereka secara langsung di AS.

Namun, hal ini tidak menghalangi perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendirikan pabrik lokal di Meksiko dan mengekspornya dari sana.

x|close