Eksekutif Senior Nissan Mengundurkan Diri karena Masalah Keuangan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Des 2024, 14:02
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Ilustrasi. Logo Nissan. (Foto: Reuters) Ilustrasi. Logo Nissan. (Foto: Reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - Nissan, produsen mobil asal Jepang yang sedang menghadapi kesulitan finansial, telah mengalami perubahan besar dalam jajaran kepemimpinan setelah mengumumkan pengunduran diri Kepala Keuangan (Chief Financial Officer/CFO) mereka, yang terjadi setelah perusahaan menyatakan berada dalam "mode darurat".

Langkah ini mengikuti pernyataan sensasional yang dibuat oleh seorang eksekutif senior Nissan yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan perusahaan hanya memiliki waktu "12 hingga 14 bulan untuk bertahan" karena utang perusahaan yang terus meningkat.

Menurut laporan Bloomberg, seperti dikutip dari Drive, Jumat, 6 November 2024, Stephen Ma, yang menjabat sebagai CFO Nissan sejak 2019, akan mengundurkan diri dari posisinya, meskipun perusahaan belum mengonfirmasi hal tersebut secara resmi.

Jika kabar ini benar, Ma akan menjadi eksekutif mobil besar kedua yang meninggalkan jabatannya dalam beberapa hari terakhir, setelah CEO Stellantis Carlos Tavares juga mengundurkan diri pada 1 Desember.

Pada November 2024, CEO Nissan Makoto Uchida mengumumkan perusahaan telah memasuki "mode darurat" setelah mengalami penurunan penjualan yang signifikan di AS dan China. 

Penurunan laba sebelum pajak yang sangat tajam, turun 304 persen, ditambah beban utang yang berat senilai US$1,6 miliar pada 2024 dan diperkirakan mencapai US$5,6 miliar pada 2025, membuat Uchida mengambil langkah pemotongan gaji sukarela sebesar 50 persen.

Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Nissan berencana untuk memangkas 9.000 pekerjaan dari total tenaga kerjanya yang hampir mencapai 135.000 orang, mengurangi kapasitas produksi sebesar 20 persen, serta menjual sebagian sahamnya di Mitsubishi, bagian dari aliansi dengan Renault dan Nissan.

Kabar pengunduran diri CFO ini muncul beberapa hari setelah Nissan merilis angka penjualan dan produksi terbaru pada 28 November, yang menunjukkan penurunan besar di China dan Eropa, meskipun ada peningkatan di pasar Amerika Serikat (AS).

Penjualan global Nissan hanya meningkat 0,1 persen tahun ini. Di China, penurunan terjadi sebesar 16,5 persen pada Oktober 2024 dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, sementara di Eropa terjadi penurunan 14,2 persen pada bulan tersebut, meskipun penjualan tahun ini meningkat 5,3 persen. 

Di AS, penjualan pada Oktober 2024 naik 13,4 persen, mendorong angka tahunan menjadi positif dengan kenaikan 1,8 persen.

Kenaikan di AS didorong oleh hadirnya SUV kecil Nissan Kicks generasi terbaru, meskipun tidak dijual di Australia, model ini memiliki ukuran serupa dengan Nissan Qashqai yang tersedia di pasar tersebut. 

Selain itu, model baru seperti Armada (yang akan dijual di Australia sebagai Nissan Patrol Y63 pada 2026), SUV Murano, dan Nissan Frontier yang diperbarui (pembaruan pikap Navara) diharapkan dapat meningkatkan penjualan di Amerika Utara hingga akhir tahun.

Di AS, Nissan juga memperkenalkan varian baru dari model terlarisnya, Rogue (yang dijual di Australia sebagai X-Trail), dengan versi Rock Creek yang fokus pada kendaraan off-road. Versi hibrida plug-in, menggunakan teknologi Mitsubishi, juga direncanakan akan dirilis pada 2025.

Nissan juga berencana untuk membawa teknologi e-Power ke pasar AS pada 2026, kemungkinan besar pada model Rogue, setelah e-Power dijual di Australia melalui X-Trail sejak 2023. 

Saat ini, X-Trail merupakan model terlaris Nissan di Australia, dengan penjualan meningkat 11,8 persen hingga akhir November 2024, menjadikan Nissan peringkat kesembilan dalam daftar merek otomotif terlaris di negara tersebut.

x|close