BYD Pimpin Pasar Mobil China, Tesla Tertinggal

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Jan 2025, 11:43
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Logo BYD ditampilkan di Pameran Otomotif Internasional Beijing, atau Auto China 2024, di Beijing, China, 25 April 2024. (Foto: Dok/Tingshu Wang/Reuters) Logo BYD ditampilkan di Pameran Otomotif Internasional Beijing, atau Auto China 2024, di Beijing, China, 25 April 2024. (Foto: Dok/Tingshu Wang/Reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - Laporan terbaru dari Sina Finance mengungkapkan peringkat pendapatan penjualan merek mobil di China untuk tahun 2024, dengan hasil yang mengejutkan.

Untuk pertama kalinya, produsen kendaraan listrik asal China, BYD, berhasil memimpin pasar dengan pendapatan penjualan luar biasa sebesar €52,36 miliar (sekitar Rp885,09 triliun).

Ini menempatkan BYD jauh di atas Mercedes-Benz yang berada di posisi kedua dengan €38,30 miliar (Rp647,42 triliun)

Temuan yang paling mengejutkan adalah posisi Tesla, yang meskipun menikmati permintaan tinggi di China, harus puas berada di posisi keenam dengan pendapatan hanya €20,10 miliar (Rp339,77 triliun).

Melansir ArenaEV, Rabu, 29 Januari 2025, keberhasilan BYD sebagian besar didorong oleh harga yang sangat kompetitif, dengan harga rata-rata kendaraan sekitar €15.100 (Rp255,25 juta).

Kondisi ini memungkinkan lebih banyak konsumen untuk membeli mobil mereka. Selain itu, BYD telah secara agresif memperluas pilihan produknya dengan menawarkan berbagai kendaraan listrik dan plug-in hybrid, yang berkontribusi pada volume penjualan luar biasa sebanyak 3,49 juta unit pada 2024.

Meskipun Mercedes-Benz hanya menjual 710.000 unit, harga jual rata-rata yang lebih tinggi, yaitu €53.600 (Rp906,05 juta), memungkinkan perusahaan ini tetap bertahan di posisi kedua dalam hal pendapatan.

Baca Juga: BYD China Targetkan Selesai Bangun Pabrik US$1 Miliar di Indonesia pada 2025

Volkswagen, produsen mobil Jerman lainnya, berada di posisi ketiga dengan pendapatan €37,76 miliar (Rp638,29 triliun), berkat penjualan 2,13 juta unit dan harga rata-rata kendaraan €17.800 (Rp300,89 juta).

Namun, laporan ini mencakup penjualan kendaraan bertenaga listrik dan mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE).

Harga jual rata-rata Tesla berada di angka €30.500 (Rp515,57 juta), lebih rendah dibandingkan dengan merek premium seperti Mercedes-Benz dan BMW, namun tetap lebih tinggi dari banyak pesaing lokal. 

Ini membuat Tesla kesulitan bersaing di beberapa segmen pasar tertentu. Tesla juga semakin menghadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan mobil listrik lokal seperti BYD, Nio, dan Li Auto, yang berhasil merebut pangsa pasar dengan penawaran inovatif dan harga yang lebih terjangkau.

Laporan tersebut juga mencatat kinerja impresif dari Aito dan Li Auto, dua pemain baru. Aito berada di posisi ketujuh dengan pendapatan €19,29 miliar (Rp326,07 triliun) dan harga rata-rata kendaraan €50.000 (Rp845,20 juta). 

Sementara Li Auto, yang mengusung kendaraan listrik dengan jarak tempuh jauh, mencapai penjualan 500.000 unit pada 2024, menandakan adanya permintaan yang tinggi terhadap pendekatan mereka terhadap elektrifikasi.

Laporan ini memberikan gambaran menarik tentang dinamika pasar otomotif China. Meskipun Tesla tetap memimpin dalam penjualan kendaraan listrik global, laporan ini menunjukkan jika Tesla masih tertinggal di pasar China, salah satu pasar otomotif terbesar dan terpenting di dunia.

x|close