Ntvnews.id, Jakarta - Pergeseran besar-besaran di industri otomotif dalam satu abad terakhir sedang berlangsung.
Sejumlah negara menawarkan susbsidi untuk mempercepat kehadiran kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Beberapa kejutan juga terjadi dalam satu tahun belakangan ini.
Salah satunya adalah besarnya pangsa pasar global yang dikuasai produsen mobil China, dan kesulitannya para pesaing untuk berkompetisi dengan mobil listrik murah dan berteknologi baru buatan China.
Namun, pabrikan mobil asal Jepang, Nissan, tidak ingin terpengaruh dengan kondisi tersebut. Mereka telah menawarkan dua model kendaraan listrik yakni Leaf dan Ariya.
Kendati harga yang ditawarkan tidak terjangkau seperti pesaing dari pabrikan China, namun Nissan memiliki daya tarik yang berbeda dalam pasar ini.
Melansir Drive, Selasa (11/6/2024), Senior Vice President and Chief Planning Officer Africa, Middle East, India, Europe, dan Oceania, Francois Bailly, mengungkapkan harga bukanlah satu-satunya faktor pendorong penjualan kendaraan listrik.
"Bahwa (menurunkan harga kendaraan listrik) adalah tujuan utama kami, itulah sebabnya kami melakukan berbagai aktivitas untuk mendapatkan harga terbaik di pasar dibandingkan dengan China dan lainnya," ujar Bailly.
Kendati begitu, dia juga mendorong pihaknya bakal tetap menawarkan hal lainnya kepada para pelanggan seperti rasa berkendara yang impresif sehingga mampu memberikan kepuasan tersendiri.
"Tetapi yang benar-benar ingin saya tekankan adalah emosi yang diberikan mobil kami kepada pelanggan," cetus Bailly.
Bailly juga mengonfirmasi jika pihaknya akan melakukan perombakan terhadap sejumlah model, seperti Juke yang akan diubah menjadi kendaraan listrik sepenuhnya bersamaan dengan Leaf generasi terbaru dan akan diproduksi di pabrik Sunderland, Inggris.
Pabrikan juga mengungkap crossover ini kemungkinan akan berbasis dari Hyper Punk, mobil konsep yang dipamerkan di Japan Mobility Show 2023.
"Juke (generasi berikutnya) ini, (berdasarkan) Hyper Punk (konsep dari Tokyo Motor Show 2023), bakal menjadi model yang akan menarik perhatian di jalan raya," tambahnya.
Di sisi lain, Nissan juga berupaya mengurangi biaya kendaraan listriknya, menargetkan keseimbangan harga dengan model bertenaga bensin pada awal tahun 2030.
Upaya ini dinilai bakal menempatkan merek Jepang tersebut lebih baik dalam menghadapi masuknya model listrik yang berasal dari China dalam jangka pendek.