Tesla Tangguhkan Produksi Model Y Murah, Alihkan Fokus ke Model 3

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Apr 2025, 08:18
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Tesla tunda produksi Model Y yang lebih murah. (Foto: Istimewa via Carscoops) Tesla tunda produksi Model Y yang lebih murah. (Foto: Istimewa via Carscoops)

Ntvnews.id, Jakarta - Setelah mengalami penurunan pengiriman tahunan untuk pertama kalinya tahun lalu, Tesla tampaknya akan menghadapi tantangan serupa di tahun ini. 

Seperti diberitakan Carscoops, Minggu, 20 April 2025, penurunan permintaan disebut-sebut terjadi akibat berbagai faktor, termasuk citra merek yang merosot karena peran baru Elon Musk di pemerintahan Amerika Serikat (AS), serta persaingan yang semakin ketat di pasar luar negeri seperti China, yang merupakan pasar terbesar kedua Tesla. 

Usia lini produk Tesla yang mulai menua juga turut berkontribusi. Harapan sempat tumbuh dengan kabar soal peluncuran varian Model Y yang lebih terjangkau, dikenal dengan nama kode "Juniper", serta model baru yang lebih kecil dan murah dari Model Y saat ini, berkode E41.

Mobil ini diperkirakan sekitar 20 persen lebih murah dalam biaya produksi dan menjadi kendaraan listrik termurah Tesla sejauh ini.

Produksi E41 Ditunda

Awalnya, Tesla merencanakan produksi model murah ini dimulai pada paruh pertama 2025, dengan produksi massal menyusul di awal 2026. Namun, laporan terbaru dari Reuters menyebutkan jadwal tersebut mundur beberapa bulan. 

Meski alasan penundaan belum jelas, peluncuran awal tetap akan difokuskan untuk pasar Amerika Serikat, dengan target produksi 250.000 unit yang dirakit menggunakan fasilitas produksi Model Y yang ada.

Peluncuran di China baru akan dimulai akhir 2026, sementara produksi di Eropa masih dalam tahap pertimbangan tanpa jadwal pasti.

Model 3 Versi Sederhana Segera Diluncurkan

Di tengah penundaan ini, Tesla justru akan memperkenalkan varian baru dari Model 3 dengan spesifikasi yang lebih sederhana. 

Kendati detailnya belum diumumkan sepenuhnya, mobil ini diperkirakan berbasis pada versi penggerak roda belakang dan akan dilengkapi dengan fitur yang lebih minimalis. 

Contohnya, penggunaan jok kain sebagai pengganti kulit sintetis dan pengurangan jumlah speaker, strategi serupa yang diterapkan pada versi dasar Cybertruck.

Ada kemungkinan kapasitas baterai juga dipangkas demi menekan harga, dengan begitu jarak tempuh akan berkurang.

Model Seharga US$25.000 Tak Lagi Jadi Prioritas

Meski dua model baru ini lebih terjangkau, keduanya bukanlah kendaraan listrik seharga US$25.000 (sekitar Rp421,97 juta) yang sempat dijanjikan Elon Musk sejak 2018. 

Rencana untuk menghadirkan mobil listrik super murah itu kini dibatalkan demi fokus pada proyek RoboTaxi otonom. Musk bahkan menyatakan memiliki mobil biasa dengan harga US$25.000 "tidak lagi relevan".

Sementara itu, untuk mengurangi ketergantungan pada suku cadang impor, yang dikenai tarif 25 persen, Tesla kini lebih banyak mengambil pasokan dari Amerika Utara, demi menjaga kestabilan rantai pasokan bagi E41.

x|close