BYD Pastikan Pembangunan Pabrik di Subang Tetap Berjalan Meski Direcoki Ormas

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Apr 2025, 14:03
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Ilustrasi. BYD Sealion 7. (Foto: Adiantoro/NTV) Ilustrasi. BYD Sealion 7. (Foto: Adiantoro/NTV)

Ntvnews.id, Jakarta - Pembangunan pabrik kendaraan listrik milik BYD di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat (Jabar), sempat menghadapi kendala serius.

Aktivitas pembangunan terganggu oleh aksi sekelompok orang yang mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan (ormas), dan dinilai bernuansa premanisme.

Menanggapi situasi tersebut, pihak BYD Indonesia menyatakan proyek pembangunan tetap berjalan sesuai rencana.

Luther T. Panjaitan, Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia menegaskan, hingga saat ini, proses pembangunan tidak mengalami hambatan berarti.

"Hingga saat ini, seluruh proses persiapan dan pembangunan pabrik berjalan dengan baik," ujar Luther, Rabu (23/4/2025).

Dia menambahkan, perusahaan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek tersebut sesuai target, yaitu sebelum akhir tahun 2025.

"Kami sedang fokus untuk menyelesaikan proses pembangunan sesuai dengan komitmen kami dengan pemerintah," tegasnya.

Kabar adanya gangguan dari ormas sebelumnya diungkap Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno saat melakukan kunjungan ke fasilitas perakitan BYD di Shenzhen, China.

Dalam unggahanya di akun Instagram resminya @eddy_soeparno, pada Minggu, 20 April 2025, dia menyampaikan perlunya ketegasan dari pemerintah daerah dalam menangani aksi premanisme yang berpotensi mengganggu iklim investasi.

Baca Juga: Produsen Mobil Listrik China Siap Gempur Tesla di Tengah Sorotan Terhadap Teknologi Otonom

"Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Saya kira itu harus tegas. Pemerintah daerah perlu tegas untuk menangani permasalahan ini," ujar Eddy, dikutip Rabu, 23 April 2025.

Eddy menekankan, kepastian hukum dan keamanan menjadi faktor krusial dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Gangguan dari pihak tidak bertanggung jawab, menurutnya, bisa mencoreng citra Indonesia di mata investor asing.

"Jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa tidak mendapatkan jaminan keamanan. Jaminan keamanan adalah hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia" tambahnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Eddy Soeparno (@eddy_soeparno)

Sebagai informasi, pabrik BYD yang sedang dibangun di Subang akan menjadi salah satu fasilitas produksi kendaraan listrik terbesar di kawasan ASEAN.

Terletak di Fase 2 Subang Smartpolitan, pabrik ini menempati lahan seluas 108 hektare yang akan diperluas menjadi 126 hektare, dengan total nilai investasi mencapai Rp11,7 triliun.

Target kapasitas produksinya mencapai 150.000 unit kendaraan per tahun. BYD juga merencanakan pengembangan fasilitas tambahan, termasuk produksi baterai dan kendaraan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium pada awal tahun depan.

Tak hanya itu, proyek ini turut memberikan dampak ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja. Saat ini, sekitar 8.700 tenaga kerja telah terlibat, dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat hingga lebih dari 18.000 orang seiring dengan perluasan pabrik.

x|close