Ntvnews.id, Jakarta - Kalista menegaskan komitmennya dalam mendorong adopsi kendaraan listrik di segmen komersial melalui pendekatan solusi menyeluruh pada ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 29 April hingga 4 Mei.
President Director Kalista, Albert Aulia Ilyas, menyampaikan bahwa perusahaannya tak hanya menyediakan kendaraan, tapi juga membangun ekosistem elektrifikasi, termasuk infrastruktur pengisian daya dan sistem pemantauan berbasis IoT.
"Kalista bersifat brand agnostik dan fokus pada tiga sektor Utama, yakni transportasi perkotaan, logistik, dan pertambangan. Kami hadir dengan solusi bisnis, bukan sekadar armada," ujar Albert, Selasa (29/4/2025).
Sejak diperkenalkan perdana di ajang Busworld Indonesia Asia Show (BIAS) pada Juli 2024, Kalista telah menggandeng 10 mitra strategis dari berbagai sektor, mulai dari manufaktur kendaraan, distributor, hingga penyedia mesin pengisian daya.
Partisipasinya di ajang tersebut menarik perhatian lebih dari 40.000 pengunjung ke booth Kalista.
Selama 2024, Kalista menggelar uji coba kendaraan di enam kota besar seperti Medan (Sumatera Utara), Bandung (Jawa Barat), Pekanbaru (Riau), Bogor (Jawa Barat), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Bekasi (Jawa Barat).
Performa armada juga diuji oleh tiga perusahaan di sektor logistik dan pertambangan. Hingga saat ini, Kalista telah mengoperasikan 92 kendaraan listrik komersial, terdiri dari 26 bus di Jakarta, 60 bus di Medan, dan enam kendaraan logistik untuk sektor swasta.
Dari sisi infrastruktur, Kalista telah membangun 207 unit SPKLU yang tersebar di 109 lokasi strategis di Pulau Jawa dan Bali, seperti apartemen, kawasan kuliner, dan rest area antar kota.
Armada Kalista telah menempuh hampir 4 juta kilometer, menghasilkan efisiensi bahan bakar hingga 77 persen dan pengurangan emisi karbon sebesar 51 persen.
Albert menyebutkan, di tahun 2025, Kalista juga menjalankan uji coba bus antarkota selama 30 hari.
"Total jarak tempuh 17.874 km dengan efisiensi energi 67 persen dan penurunan emisi hingga 33 persen," imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa kendala utama yang dihadapi saat ini adalah kurangnya pengetahuan (knowledge).
Oleh karena itu, Kalista tidak hanya berfokus pada penjualan produk, tetapi juga berupaya memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
"Kami berusaha memahami keinginan mereka, seperti bentuk infrastruktur yang dibutuhkan, layanan purna jual, hingga pertimbangan investasi yang saat ini masih tergolong cukup tinggi. Ke depannya, kami melihat tren penurunan harga baterai dan perkembangan teknologi yang semakin efisien. Harapannya, investasi yang dibutuhkan di masa depan tidak akan sebesar sekarang," ujar Albert.