Ntvnews.id, Jakarta - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), yang merupakan pesaing Tesla, Fisker mengalami kebangkrutan.
Startup mobil listrik itu sudah mengajukan perlindungan kebangkrutan ke pengadilan pada Senin (17/6/2024) waktu setempat. Perusahaan bertujuan ingin menjual asetnya dan merestrukturisasi utangnya.
Perusahaan ini bangkrut, setelah menghabiskan uang tunai yang sangat cepat untuk mengirimkan mobil SUV Ocean besutannya di AS dan Eropa.
Melansir Reuters, Rabu (19/6/2024), produsen mobil listrik lainnya seperti Proterra, Lordstown dan Electric Last Mile Solutions juga mengalami kebangkrutan dalam dua tahun terakhir.
Penyebabnya adalah minimnya cadangan uang tunai dan rendahnya permintaan kendaraan, hingga terhambat untuk menggalang dana dalam upaya meningkatkan produksi imbas dari masalah rantai pasokan global.
Perusahaan yang didirikan oleh desainer otomotif Henrik Fisker telah menunjukkan keraguan untuk menjalankan bisnisnya sejak Februari lalu.
Di mana upaya untuk mendapatkan investasi dari produsen mobil besar gagal, sehingga memaksa perusahaan untuk mengendalikan operasinya.
"Seperti perusahaan lain di industri kendaraan listrik, kami telah menghadapi berbagai tantangan pasar dan makroekonomi yang berdampak pada kemampuan kami untuk beroperasi secara efisien," kata Fisker.
Perusahaan juga mengatakan setelah mengevaluasi semua opsi, dia memutuskan untuk melakukan penjualan aset.
Selain itu, perusahaannya juga sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan pemangku kepentingan keuangan untuk pembiayaan yang dimiliki oleh debitur, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Unit operasi Fisker Group Inc., telah mengajukan kebangkrutan bab 11 di Delaware, AS. Perkiraan aset yang dimiliki perusahaan sebesar US$500 juta hingga US$1 miliar dan kewajiban sebesar US$100 hingga US$500 juta.
Sesuai pengajuan dalam pengadilan diperkirakan ada 200-999 kreditor yang terlibat. Di mana kreditor terbesarnya termasuk Adobe, Google Alphabet, dan SAP, menurut pengajuan tersebut.
Berdasarkan laporan Reuters, Fisker gagal mendapatkan dana dari perusahaan mobil yakni Nissan. Sehingga Fisker mulai menjajaki opsi termasuk restrukturisasi di dalam maupun di luar pengadilan dan pasar modal.
Mereka juga sempat menghentikan produksi serta investasi pada proyek-proyek di masa depan hingga mendapatkan kemitraan dengan perusahaan otomotif lain. Adapun perusahaan ini juga pernah mengatakan memangkas 15 persen tenaga kerjanya.
Fisker telah memproduksi lebih dari 10.000 kendaraan pada 2023. Angka tersebut jauh di di bawah targetnya. Namun perusahaan hanya mengirimkan 4.700 mobil.
Mobil-mobil buatan Fisker kini sedang dalam penyelidikan regulator keselamatan di AS terkait insiden tertentu, sejak bulan lalu.