Produsen Mobil Jerman Incar Pasar Mobil Listrik China

NTVNews - 6 Mei 2024, 14:37
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Salah satu pemain global utama yang meningkatkan investasinya di pasar China adalah BMW. (Foto: Istimewa) Salah satu pemain global utama yang meningkatkan investasinya di pasar China adalah BMW. (Foto: Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Produsen mobil Jerman menunjukkan kepercayaan terhadap pasar otomotif di China yang menjanjikan di tengah pesatnya pertumbuhan mobilitas listrik di negara tersebut.

Salah satu pemain global utama yang meningkatkan investasinya di pasar China adalah BMW. Pada akhir April lalu, pabrikan mobil yang bermarkas di München, Jerman itu, mengumumkan investasi tambahan sebesar 20 miliar yuan (Rp44,4 triliun) pada basis produksinya di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, di timur laut China.

"Rencana peningkatan dan perluasan ini juga akan membuat Shenyang siap untuk memproduksi Neue Klasse, model BMW generasi baru yang menggabungkan semua inovasi kami di bidang elektrifikasi, digitalisasi, dan ekonomi sirkular," ujar Ketua Dewan Manajemen BMW AG, Oliver Zipse, dilansir dari Xinhua, Senin (6/5/2024).

Menurut raksasa otomotif Jerman itu, investasi tersebut akan digunakan untuk upgrade serta inovasi teknologi di pabrik Dadong milik perusahaan patungan BMW Group di China, BMW Brilliance Automotive Ltd. (BBA).

"Rencana investasi ini tidak hanya menggarisbawahi keyakinan kami terhadap prospek ekonomi jangka panjang China, namun juga pada kemampuan inovasi mitra China kami," sambung Zipse.

Raksasa otomotif Jerman ternama lainnya yang mengincar potensi pasar China adalah produsen mobil mewah Audi AG.

Pada Januari tahun ini, Audi memulai produksi pra-massa di proyek Audi FAW NEV, fasilitas produksi pertama untuk kendaraan listrik murni di China. Hal ini menandai langkah penting bagi perusahaan guna mengoptimalkan tujuan strategisnya pada kendaraan energi baru (new energy vehicles/NEV) di pasar China.

Bekerja sama dengan produsen mobil terkemuka China FAW Group Co., Ltd., proyek tersebut, dengan total investasi yang diperkirakan menembus 35 miliar yuan (Rp77,7 triliun), dimulai pada Juni 2022 di Changchun, Provinsi Jilin, di timur laut China.

Tiga model listrik murni yang dirancang untuk pasar China diperkirakan akan mulai diproduksi pada akhir tahun ini, dan secara berturut-turut akan tersedia di pasar mulai awal 2025.

Direktur Center Automotive Research Institute di Bochum, Jerman, Ferdinand Dudenhoeffer, mengatakan pasar kendaraan listrik China bakal terus mempertahankan momentum pertumbuhan yang lebih cepat dan kuat dibandingkan pasar Eropa dan Amerika.

Dudenhoeffer menyebutkan, produsen mencapai pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi melalui skala ekonomi, sementara penyelidikan Uni Eropa (UE) terhadap "subsidi" dan "dumping" kendaraan listrik China tidak dapat dipertahankan.

Sementara itu, tinjauan laporan keuangan raksasa otomotif Jerman seperti BMW, Audi dan Volkswagen mengungkapkan tingkat penetrasi produk energi baru terus meningkat.

Pada 2023, BMW mengirimkan lebih dari 375.000 kendaraan listrik murni ke seluruh dunia, meningkat dari tahun ke tahun sebesar 74,2 persen, termasuk sekitar 100.000 kendaraan listrik murni yang dikirim ke China.

Dengan menambahkan model Plug-in Hybrid yang dikirimkan sepanjang tahun, penjualan global kendaraan energi baru BMW Group melampaui 560.000 unit pada 2023, meningkat sebesar 30,5 persen dari tahun ke tahun.

Tahun lalu, pengiriman Audi secara global mencapai sekitar 1,9 juta kendaraan, meningkat sebesar 17,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan penjualan kendaraan listrik murni mencapai 178.000 unit, meningkat sebesar 51 persen dibandingkan tahun lalu.

Sebagai salah satu industri baru yang paling representatif di China, industri kendaraan energi baru mendorong pengembangan sektor-sektor terkait di seluruh dunia seperti produksi kendaraan, penelitian dan pengembangan inovasi cerdas, dan rantai industri otomotif.

Menyoroti pesatnya pengembangan kekuatan produktif baru yang berkualitas di China sangat sesuai dengan strategi inti BMW, yang memberikan ruang luas untuk lebih memperdalam kerja sama China-Jerman.

Zipse mengatakan pembangunan berkelanjutan adalah jalan terbaik yang ditempuh bersama-sama di mana China dan Jerman memiliki keyakinan yang sama, yakni pembangunan ramah lingkungan yang menghadirkan peluang baru untuk memperluas kerja sama lebih lanjut.

Ketua Dewan Manajemen Grup Mercedes-Benz, Ola Kallenius, menegaskan kembali komitmen perusahaan untuk memperluas kehadirannya di China dan memajukan transformasi listrik dan digital melalui kerja sama dengan mitra-mitranya di Negeri Tirai Bambu tersebut.

"China bukan hanya merupakan pasar terbesar bagi kendaraan energi baru, namun juga merupakan pusat inovasi yang menampilkan perusahaan-perusahaan industri terkemuka dan rantai pasokan kendaraan energi baru yang matang," jelasnya.

Kallenius menambahkan, dia meyakini pasar China akan terus tumbuh dan memainkan peran sebagai pemimpin inovasi di industri.

"Seperti yang kita ketahui, apa yang menggerakkan China saat ini akan menggerakkan dunia di masa depan," tukas Zipse.

x|close