Hukum Puasa Senin-Kamis di Bulan Rajab: Amalan Sunnah dengan Keberkahan Ganda

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Jan 2025, 23:25
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Ilustrasi Puasa Ilustrasi Puasa (Freepik)

Ntvnews.id, Jakarta - Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, yang memiliki keistimewaan khusus. Pada bulan ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk puasa sunnah.

Salah satu puasa sunnah yang sering dilaksanakan adalah puasa Senin Kamis. Namun, bagaimana hukum puasa Senin Kamis di bulan Rajab? Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai keutamaan, dalil, dan hikmah dari puasa ini.

Hukum Puasa Senin Kamis di Bulan Rajab

Puasa Senin Kamis adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, baik di bulan Rajab maupun di bulan lainnya. Hukum puasa Senin Kamis adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan). Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

"Amal-amal manusia dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis. Maka, aku suka jika amalanku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa." (HR. Tirmidzi)

Pada bulan Rajab, puasa ini menjadi lebih istimewa karena dilakukan di bulan yang mulia. Meski demikian, niat puasa Senin Kamis tetap tidak boleh dikaitkan secara khusus dengan keutamaan bulan Rajab, sebab tidak ada dalil yang mengkhususkan puasa di bulan ini.

Baca juga: Deretan Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh Agar Kuat Jalani Puasa Ramadhan

Keutamaan Puasa Senin Kamis di Bulan Rajab

  1. Meningkatkan Amal di Bulan Mulia
    Rajab termasuk bulan haram yang dimuliakan oleh Allah. Sebagaimana disebutkan dalam QS. At-Taubah: 36:
    "Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan… di antaranya ada empat bulan haram."

Berpuasa pada hari Senin Kamis di bulan Rajab merupakan bentuk meningkatkan amal di bulan yang penuh keberkahan ini.

  1. Pembersihan Dosa dan Pengangkatan Amal
    Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:
    "Pada hari Senin dan Kamis, pintu-pintu surga dibuka, dan Allah mengampuni setiap hamba yang tidak mempersekutukan-Nya." (HR. Muslim)

Keutamaan ini berlaku setiap pekan, tetapi ketika dilakukan di bulan Rajab, nilai spiritualnya semakin tinggi.

  1. Melatih Kesabaran dan Ketakwaan
    Puasa, termasuk puasa sunnah Senin Kamis, adalah cara untuk melatih kesabaran dan meningkatkan ketakwaan. Dalam QS. Al-Baqarah: 183, Allah SWT berfirman:
    "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Melaksanakan puasa di bulan Rajab dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan hati yang lebih tenang dan bersih.

Niat Puasa Senin Kamis di Bulan Rajab

Niat untuk puasa Senin Kamis di bulan Rajab tidak berbeda dengan niat puasa Senin Kamis pada umumnya. Berikut adalah niatnya:

Niat Puasa Hari Senin:
"Nawaitu shauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta’ala."
(Artinya: Aku niat berpuasa pada hari Senin, sunnah karena Allah Ta’ala.)

Niat Puasa Hari Kamis:
"Nawaitu shauma yaumal khamiisi sunnatan lillahi ta’ala."
(Artinya: Aku niat berpuasa pada hari Kamis, sunnah karena Allah Ta’ala.)

Tips Melaksanakan Puasa Senin Kamis di Bulan Rajab

  1. Persiapkan Niat dan Mental
    Pastikan niat puasa Senin Kamis dilakukan karena Allah, tanpa mengkhususkan pada keutamaan bulan Rajab.

  2. Perbanyak Amalan Sunnah Lain
    Gabungkan puasa Senin Kamis dengan amalan sunnah lain seperti membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan berzikir.

  3. Hindari Maksiat
    Di bulan yang penuh keberkahan ini, hindari maksiat yang dapat mengurangi pahala puasa.

Baca Juga: Fakta-fakta Malam Rajab yang Perlu Anda Ketahui

Hukum puasa Senin Kamis di bulan Rajab tetap sunnah muakkad, sama seperti pada bulan lainnya. Melaksanakan ibadah ini di bulan Rajab memberikan peluang untuk mendapatkan keberkahan yang lebih besar, mengingat keutamaan bulan tersebut sebagai salah satu bulan haram. Dengan niat yang tulus, amalan puasa ini akan menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak amal kebaikan.

Sumber:

  1. Al-Qur’an dan Terjemahan
  2. Kitab Shahih Bukhari dan Muslim
  3. Tirmidzi, Sunan Tirmidzi
  4. Tafsir Ibnu Katsir

x|close