Ntvnews.id, Jakarta - Bulan Ruwah atau yang dikenal juga dengan bulan Sya'ban dalam kalender Hijriyah memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam. Di beberapa daerah, terutama di Indonesia, bulan ini sering dikaitkan dengan tradisi ziarah kubur dan ritual menyambut bulan suci Ramadhan. Namun, muncul pertanyaan yang cukup sering ditanyakan: bolehkah puasa di bulan Ruwah?
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai hukum, keutamaan, serta amalan yang dianjurkan di bulan Ruwah, khususnya terkait ibadah puasa.
Apa Itu Bulan Ruwah?
Bulan Ruwah merujuk pada bulan Sya’ban, yaitu bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Nama "Ruwah" sendiri lebih dikenal dalam tradisi Jawa, yang berasal dari kata "arwah" atau "roh," karena banyak masyarakat melakukan ziarah kubur untuk mendoakan keluarga yang telah wafat.
Baca juga: Jadwal Puasa Sunnah Februari 2025, Ada Puasa Nisfu Syaban dan Ayyamul Bidh
Dalam Islam, Sya'ban adalah bulan yang penuh berkah dan memiliki keutamaan tersendiri. Rasulullah SAW bahkan dikenal sebagai orang yang sering berpuasa di bulan ini.
Hukum Puasa di Bulan Ruwah (Sya’ban)
Puasa di bulan Sya'ban diperbolehkan bahkan sangat dianjurkan dalam Islam. Hal ini didasarkan pada hadits dari Aisyah RA, yang berkata:
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa dalam satu bulan seperti puasa beliau di bulan Sya'ban.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sering berpuasa di bulan Sya'ban sebagai bentuk persiapan spiritual menyambut Ramadhan.
Keutamaan Puasa di Bulan Ruwah (Sya’ban)
-
Mempersiapkan Diri Menyambut Ramadhan
Bulan Sya'ban adalah waktu yang tepat untuk melatih diri sebelum memasuki Ramadhan. Puasa di bulan ini membantu tubuh dan jiwa beradaptasi dengan rutinitas ibadah yang lebih intens. -
Bulan Diangkatnya Amal kepada Allah
Rasulullah SAW bersabda:“Itulah bulan (Sya’ban) di mana amal perbuatan diangkat kepada Allah Rabb semesta alam. Maka aku suka ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.”
(HR. An-Nasa’i)Ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Sya'ban memiliki keistimewaan karena bertepatan dengan saat diangkatnya amal perbuatan.
-
Mengganti Puasa yang Tertinggal
Bagi yang memiliki utang puasa Ramadhan sebelumnya, bulan Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk menunaikan qadha puasa sebelum Ramadhan tiba.
Puasa yang Dilarang di Bulan Sya’ban
Meskipun puasa di bulan Sya’ban sangat dianjurkan, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan:
-
Larangan Puasa Setelah Pertengahan Sya’ban
Sebagian ulama merujuk pada hadits:“Jika telah masuk pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah berpuasa sampai datang bulan Ramadhan.”
(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)Namun, larangan ini dikecualikan bagi mereka yang memiliki kebiasaan rutin berpuasa (seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Daud) atau mereka yang sedang mengqadha puasa.
-
Larangan Puasa di Hari Syak (Hari Meragukan)
Satu atau dua hari sebelum Ramadhan, dikenal sebagai hari syak, dilarang berpuasa kecuali jika memang merupakan kebiasaan puasa sunnah sebelumnya. Rasulullah SAW bersabda:“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang biasa berpuasa, maka hendaklah ia berpuasa.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Jenis Puasa yang Dianjurkan di Bulan Ruwah (Sya’ban)
-
Puasa Sunnah Senin dan Kamis
Puasa ini memiliki keutamaan karena di hari tersebut amal manusia diangkat kepada Allah. -
Puasa Ayyamul Bidh (Puasa Tiga Hari di Tengah Bulan)
Dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah, termasuk di bulan Sya’ban. -
Puasa Sunnah Secara Umum
Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan ini tanpa mengkhususkan hari tertentu.
Puasa di bulan Ruwah (Sya’ban) sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki banyak keutamaan. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan untuk memperbanyak puasa di bulan ini sebagai persiapan spiritual menyambut Ramadhan.
Namun, perlu diperhatikan larangan puasa di pertengahan akhir Sya’ban tanpa alasan yang jelas, serta menghindari puasa di hari syak.
Meningkatkan ibadah di bulan ini adalah bentuk kesiapan hati dan fisik dalam menyambut Ramadhan yang penuh berkah.