Apakah Musafir Wajib Puasa? Penjelasan Hukum dan Panduan Praktis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Feb 2025, 01:00
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi seorang musafir Ilustrasi seorang musafir (Pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi umat Muslim yang harus dilaksanakan setiap tahun. Namun, bagaimana jika seseorang sedang dalam perjalanan jauh atau menjadi musafir? Apakah mereka wajib berpuasa ataukah diberikan keringanan? Pertanyaan ini sering kali muncul, terutama ketika seseorang merasa bingung apakah harus tetap berpuasa meskipun sedang bepergian. 

Dikutip dari beberapa sumber, berikut ini akan membahas secara rinci mengenai kewajiban puasa bagi musafir, dengan penjelasan yang menarik dan mudah dipahami.

Baca Juga : Puasa Tanpa Sahur Bisa Bikin Kurus?

Apa Itu Musafir?

Musafir adalah istilah yang merujuk pada seseorang yang sedang bepergian jauh, lebih dari 80 km dari tempat tinggalnya. Dalam Islam, perjalanan jauh ini memungkinkan seseorang untuk mendapatkan keringanan dalam beberapa kewajiban agama, termasuk kewajiban berpuasa. Berdasarkan syariat Islam, seorang musafir diberikan kelonggaran dalam menjalankan puasa Ramadhan.

Apakah Musafir Wajib Berpuasa?

Secara umum, musafir tidak diwajibkan untuk berpuasa jika perjalanan tersebut memenuhi syarat sebagai musafir dalam pengertian syariat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 184:

> "Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan (musafir), maka wajib berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184)

Baca Juga : Bolehkah Puasa Senin-Kamis Digabungkan dengan Nisfu Syaban? Begini Penjelasannya!

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan keringanan bagi orang yang sedang dalam perjalanan untuk tidak berpuasa. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi seorang musafir, mengingat perjalanan bisa memberikan tantangan fisik, seperti kelelahan atau dehidrasi yang dapat mengganggu kenyamanan selama berpuasa.

Kapan Musafir Diperbolehkan Tidak Berpuasa?

Musafir dapat memilih untuk tidak berpuasa jika ia sedang dalam perjalanan yang memenuhi kriteria sebagai musafir dalam Islam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai ketentuan ini antara lain:

1. Jarak Perjalanan: Perjalanan yang ditempuh harus lebih dari 80 km (sekitar 48 mil). Jika perjalanan kurang dari jarak ini, maka seseorang tetap diwajibkan untuk berpuasa.

2. Kondisi Perjalanan: Perjalanan yang dilakukan juga harus bukan perjalanan yang dimaksudkan untuk melakukan maksiat. Jika perjalanan tersebut mengarah pada tujuan yang tidak sesuai dengan prinsip Islam, maka keringanan puasa tidak berlaku.

3. Kondisi Fisik: Puasa bisa jadi terlalu berat bagi seorang musafir yang sedang dalam perjalanan panjang, terutama jika ia merasa sangat kelelahan atau terancam kesehatannya. Dalam kondisi seperti ini, seorang musafir diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan mengganti puasa tersebut di hari lain.

Baca Juga : Apa Hukum Bayar Utang Puasa Ramadhan Selama Bertahun-tahun yang Lupa Jumlahnya?

Apa yang Harus Dilakukan oleh Musafir yang Tidak Puasa?

Bagi musafir yang memutuskan untuk tidak berpuasa selama dalam perjalanan, mereka wajib mengganti puasa yang ditinggalkan. Puasa yang ditinggalkan harus diganti pada hari-hari setelah bulan Ramadhan berakhir.

Tidak ada kewajiban untuk membayar fidyah (memberikan makanan kepada orang miskin) jika seseorang tidak berpuasa karena bepergian, asalkan mereka mengganti puasa tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.

Apakah Musafir Harus Menunggu Sampai Waktu Maghrib?

Seorang musafir yang tidak berpuasa selama perjalanan tetap dianjurkan untuk menunggu waktu maghrib untuk berbuka puasa, meskipun mereka tidak menjalankan ibadah puasa pada hari itu.

Hal ini adalah bagian dari adab berbuka puasa dalam Islam, yang menunjukkan rasa syukur dan penghormatan terhadap waktu berbuka yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Kewajiban Puasa Saat Kembali dari Perjalanan

Setelah selesai melakukan perjalanan dan kembali ke tempat asal, seseorang wajib melanjutkan puasa jika bulan Ramadhan masih berlangsung.

Baca Juga : Amalan Sunah dalam Mandi Wajib yang Perlu Diketahui

Jika musafir tiba di tempat asal sebelum waktu berbuka, mereka disarankan untuk tidak makan dan minum sampai waktu berbuka tiba, meskipun mereka tidak wajib berpuasa pada hari tersebut.

Dalam Islam, seorang musafir diberikan kelonggaran untuk tidak berpuasa selama perjalanan jauh dengan jarak lebih dari 80 km. Namun, keringanan ini hanya berlaku jika perjalanan tersebut memenuhi syarat yang sesuai dengan syariat.

Setelah perjalanan selesai, musafir wajib mengganti puasa yang ditinggalkan sesuai dengan aturan yang ada. Semoga penjelasan ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kewajiban puasa bagi musafir dan dapat membantu umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan.

x|close